Quantcast
Channel: Photo Sexy Girls
Viewing all 3283 articles
Browse latest View live

Mocha Uhson


Foto Ngentot Paling Hot Bikin Nafsu

$
0
0
Nikmatnya Ngentot lalu Semprot di dalam
Pada tulisan terdahulu admin memang sudah share beberapa foto memek, namun itu hanya memek saja dan berbeda dengan pada sesi kali ini karena berisa adegan yang lebih panas yaitu foto ngentot memek. Ok, sekian dulu bolak balik nembak kata kuncinya, Berikut adalah koleksi 15 foto ngentot memek apaling hot dan paling menggairahkan versi on the G-spot:
(jangan lupa untuk klik pada foto untuk melihat dengan ukuran yang lebih besar)
Ouuhh.. Hot sekali ngentotnya, cuman sayang warnanya hitam putih
Kontol gede sedang ngentot dengan memek gede pula, pass mantap..!!
Ini sepertinya romantis sekali
Tante girang bertato begitu menikmati sodokan kontol brondong
Nyepong Asik sekali
Dua cewek sedang menikmati ngentot dengan sebatang kontol, kasian sekali lelakinya..hehe
yang ini malah tebalik dari yang diatas.. balas dendam kali ya..
Habis ngentot dan ngecrot di muka sampai ceweknya belepotan
yang ini masih dalam tahap pemanasan
Memek cewek ini unik sekali, terlihat seperti bibir mulut yang sedang nyepong kontol
Salah satu sesi paling hot dari ngentot memek yaitu ketika kontol akan masuk ke memek, nikmatnya bukan main.
Kayaknya si cewek belum puas nih pengen ngentot lagi.
oucch.. kontol gede. sampai si cewek meringis gitu ngentot dengan sang cowok

Maui Taylor Bugil

Cerita Ngentot anak SMA akibat obat perangsang

$
0
0


Selesai mandi aku ke ruang tamu nonton bola, beberapa orang tetanggaku datang ke rumahku seperti biasanya kalau ada pertandingan bola live rumahku rame layaknya bioskop. 

Di sela-sela nonton kami sering mengobrol mulai update politik, kabar tetangga sampai urusan wanita. 
Pak Salman adalah seorang tetanggaku yang tekenal suka bercanda tapi yang berbau pornografi, dia tiba-tiba nyeletuk katanya dia membeli sebuah obatperangsang wanita Cair yang harganya mahal, diapun mulai cerita panjang lebar tentang khasiat obat Perangsang Cair itu katanya bisa meningkatkan libido wanita dengan cepat, akupun iseng-iseng minta ke dia obat perangsang wanita itu pengin buktikan, karena kami memang sudah cukup akrab diapun tanpa pikir panjang memberikan sebotol kecil obat perangsang wanita itu, tapi pesannya jangan dipakai semua, sisanya dia minta dikembalikan, percaya ga percaya akupun mengambilnya, meski dalam hati bertanya juga mau dicobain ke siapa ya, wanita di rumahku Cuma ada pembantuku sementara istriku sedang pulang ke rumah orang tuanya…. ah sudahlah sementara disimpan dulu… 


Pertandingan bola sudah berlangsung 45 menit, televisi sudah menghadirkan komentator dan diselingi iklan, di waktu jeda seperti itu bapak-bapak biasanya juga ikut komentar sambil ngobrol satu sama lain. Akupun ke luar sebentar untuk menjernihkan mataku yang sedikit pedes, aku keluar di halaman rumah untuk beberapa saat. Kemudian muncullah dua anak SMA masih dengan seragamnya menyapaku karena lewat depan rumahku, aku mengenali mereka berdua anak tetangga RT sebelah, namanya Fera dan Dita. Setelah berjalan beberapa langkah melewati rumahku tiba-tiba mereka berhenti dan sepertinya saling berbisik kemudian kembali lagi mendekatiku, mereka menyodorkan sebuah Proposal untuk kegiatan Karangtaruna, aku terima proposalnya dan aku suruh mereka kembali lagi nanti sore untuk ambil uangnya.


Akupun masuk ke rumah melanjutkan nonton TV pertandingan sepakbola, semakin seru dan sesekali bapak-bapak bersorak ketika tim kesayangannya berhasil menjebol gawang lawan. Beberapa menit kemudian pertandinganpun selesai dengan hasil imbang 2-2. Satu persatu mulai pamit pulang dan rumahkupun kembali sepi. Pembantuku mulai membersihkan ruangan dan mencuci gelas-gelas kotor karena memang tadi tetanggaku banyak sekali yang datang. Perutku mulai terasa lapar dari tadi belum makan, akupun menuju ruang makan. 


Pembantuku membuatkan teh panas dan menaruhnya di dekatku, ide jahil muncul dalam pikiranku, aku ingin menguji keampuhan obat perangsang cair yang diberi Pak Salman tadi, kuteteskan obat Perangsang cair ke dalam teh panas dan aku memanggil pembantuku, “Dina, ini tehnya buat kamu aja, aku dari tadi sudah terlalu banyak minum manis, aku air putih saja”. Dina pun memberikan air putih kepadaku dan membawa teh panas itu ke dapur. “Jangan dibuang lo Din, sayang, kamu minum aja gapapa”, kataku. 


Dan jebakanku pun berhasil, kuperhatikan dari ruang makan, Dina meminum teh panas yang sudah kucampur dengan obat perangsang wanita tadi. Hampir setengah gelas ia teguk, dan ia melanjutkan mencuci gelas dan piring, beberapa saat kemudian ia meminum lagi teh itu dan menghabiskannya, mungkin karena gelasnya mau sekalian dicuci. 

Wah, jebakanku berhasil, Dina sudah meminum semua, aku tinggal menunggu reaksi obat perangsang wanita itu. Beberapa menit kemudian Dina mengambil sapu untuk membersihkan ruang tamu, aku pura-pura cuek masuk ke kamar dan membaca koran, tapi pintu kamar kubiarkan terbuka untuk memperhatikan gerak-gerik Dina dari kejauhan, ternyata benar gelagat Dina mulai tampak aneh, dia menyapu tak selincah biasanya, tatapannya seperti melamun mirip orang yang sedang memikirkan sesuatu. 

Dina meletakkan sapunya dan masuk ke dalam kamarnya. 
Aku keluar kamar pura-pura ke kamar mandi, sesampai di depan kamar Dina kuintip dia dari lubang yang di pintu. 

Wah….dugaanku benar, Dina masturbasi untuk memuaskan nafsunya, ternyata khasiat 
obat perangsang wanita itu sudah terbukti, kulanjutkan mengintip Dina mencoba tak mengeluarkan suara, takut mengganggu konsentrasi Dina, lagipula aku menikmati pemandangan itu, ternyata tubuh Dina indah juga, wajahnya nampak cantik sewaktu melakukan masturbasi, dia membuka lebar-lebar pahanya, selangkangannya diraba-raba dengan tangannya sendiri dan satu lagi tangannya meremas-remas payudaranya. 

Matanya terpejam bibirnya sedikit tergigit seperti menahan nikmat yang begitu hebat. Kemudian jarinya ia masukkan ke dalam Vaginanya yang lebat dengan rambut hitam di sekelilingnya. Dikocok-kocoknya memek Dina jarinya keluar masuk semakin cepat kemudian melambat dan kemudian dipercepat lagi, dimainkannya itil yang sedikit nampak berwarna merah, diputar-putar kemudian digesek-gesek. Wajahnya mendongak ke atas dengan mata tetap terpejam Dina mempercepat jarinya keluar masuk ke dalam vaginanya. 

Terus terang akupun mulai terangsang, aku membuka perlahan retsletingku dan kukeluarkan kontolku, dengan tangan kananku kuurut-urut penisku maju mundur, aku onani di depan pintu kamar Dina. 
Sambil terus mengintip dari lubang pintu itu kubayangkan aku sedang meniduri Dina, aku berada di atas tubuh Dina dan memasukkan penisku ke dalam memeknya, bayangan itu semakin jelas dalam pikiranku yang semakin kotor, aku mengocok penisku terus menerus tapi berusaha tak mengeluarkan suara, takut Dina mengetahuinya, beberapa saat kemudian Dina sedikit mengerang tapi mencoba menahan suaranya, pinggulnya naik sedikit ke atas kepalanya merebah ke samping tangannya keluar masuk memeknya semakin cepat dan kemudian terhenti, Dina terkulai lemas sepertinya dia sudah mencapai puncaknya, Dina orgasme, sementara aku masih onani karena nanggung penisku sedang nikmat-nikmatnya dikocok, kuintip Dina masih terkulai lemas dengan pahanya masih terbuka lebar, kukocok-kocok kembali semakin cepat sambil kuperhatikan gundukan memeknya yang basah, oh menggairahkan sekali, tak lama kemudian aku pun mengeluarkan sperma di depan pintu Dina, cepat-cepat kubersihkan dengan keset di dekat pintu kamarnya dan kumasukkan kembali kontolku, aku pun kembali ke kamarku berpura-pura tidak terjadi apa-apa. 

Dari kamar kulihat Dina melanjutkan menyapu lantai ruang tamu, kuperhatikan Dina dan kuingat pemandangan tadi ternyata Dina cantik juga sewaktu telanjang. 


Jam menunjukkan pukul 5 sore, aku keluar dari kamar untuk memberi makan ikan-ikanku di akuarium, Dina mendekatiku membawa sebuah tas kecil, dia tampak cantik sepertinya segar habis mandi dan berdandan dengan sedikit make up di wajahnya, dia pamit mau pulang karena di rumahnya ada hajatan mungkin besok sore baru bisa kembali lagi. 

aku memberi uang Rp.50.000 untuk naik angkot dan ojek. Dina pun berlalu dari pandanganku dan kuperhatikan dari belakang bokongnya yang tampak sintal dan seksi, kubayangkan dia telanjang seperti tadi sore waktu dia aku intip sedang masturbasi. Dina memang cantik untuk ukuran seorang pembantu, sayang mungkin karena faktor ekonomi jadi orangtuanya tidak mampu membiayainya sekolah. 


Beberapa saat kemudian pintu rumahku diketuk, sepertinya ada tamu. 
Ternyata Dita, anak SMA yang tadi memberiku proposal dan aku janji mau memberikan sumbangan sore ini, aku menyuruhnya masuk. “Mana Fera?”,tanyaku. “Fera ke rumah Pak RW ngambil sumbangan juga, kami bagi tugas”,jawab Dita. Aku pun masuk ke dapur dan membuat Dita minuman, saat memasukkan gula ke dalam gelas, muncul niat jahilku, aku teringat dengan obat tetes yang tadi sukses mengerjai Dina pembantuku. 

Akupun mencoba untuk ngerjain Dita, kuteteskan beberapa tetes ke dalam teh yang aku buat untuk Dita dan kubawa ke ruang tamu. Aku mempersilakannya minum dan kukatakan padanya bahwa pembantuku sedang ada perlu dan pulang ke rumahnya, jadi aku yang membuatkan minuman. “Ah jadi ngrepotin om, makasih ya”, Dita meminum seteguk dan kami pun ngobrol, kuperhatikan Dita menjelaskan panjang lebar tentang kegiatan yang akan dilaksanakan sambil kuperhatikan sesekali dia meneguk minuman yang kucampur obat tetes itu. 

Aku menunggu reaksinya tapi berpura-pura memperhatikan apa yang dia omongkan. Beberapa menit kemudian Dita mulai tersedak, omongannya mulai sedikit gagap dan sebentar-bentar terhenti, aku tersenyum kecil dan dalam hati bersorak karena 
obat perangsang wanita itu mulai menunjukkan reaksinya, kaki Dita bergerak-gerak kecil seperti menggesekkan pahanya ke memeknya, tapi dia berusaha menyembunyikannya dariku, padahal aku tahu itu karena libidonya mulai naik. “Minumnya dihabiskan mumpung masih anget, apa aku tambah lagi?” kataku. 

“ah u…udah ga usah ma…makasih”, jawabnya sambil sedikit terbata dan menghabiskan minumnya, Dita berdiri dan mau pamit. Dia mengulurkan tangannya untuk bersalaman, kupegang tangannya dan kurasakan sedikit bergetar. 

“Nanti aja pulangnya, kita ngobrol dulu”, kudekati tubuhnya dan kupegang tangannya yang satu lagi. kami pun berpegangan tangan dan berdiri berhadapan, Dita mulai salah tingkah, kutarik tubuh pelan-pelan dan sedikit menyentuh tubuhku, kurasakan dadanya berdegup kencang dia menundukkan pandangannya. Kuangkat dagunya dan dia menatapku, kami bertatapan dengan mesra kusentuh bibirnya yang mungil, Dita diam saja dan kurasakan dadanya semakin berdegup kencang. 

Kudekatkan tubuhku hingga tubuh kami bersentuhan kupegang pinggulnya, dan menariknya ke tubuhku pelan-pelan. Kudekatkan bibirku ke wajahnya, kusentuh bibirnya dengan bibirku, Dita diam saja malah memejamkan matanya seolah mengijinkan aku menciumnya, selanjutnya bibir kami pun berpagutan, kami berciuman cukup mesra layaknya dua orang yang saling mencintai. Tanganku mulai bergerilya, kuremas-remas bokongnya dengan tanganku, kontolku mulai ereksi karena bersentuhan dengan memeknya yang kenyal. Tubuh kami bergerak-gerak seperti sedang mencari kenikmatan yang mulai terasa mengalir ke darah kami masing-masing. 

Kudorong tubuhnya ke pintu kupeluk dia dan ciuman ku turunkan ke lehernya, kuciumi lehernya yang putih dan itu membuat Dita semakin pasrah dalam kenikmatan, kuturunkan lagi wajahku menciumi dadanya, sambil perlahan tanganku mengangkat kaosnya ke atas, kuremas dadanya dengan tanganku, Dia menggelinjang kuciumi kembali lehernya dan kubuka pengait BHnya dari belakang. 

Kini puting susunya nampak jelas di depanku, kumainkan dengan jariku dan kuremas-remas kemudian kuhisap-hisap, Dita menggelinjang dan menggoyang-goyangkan tubuhnya. Dita mulai kesetanan, aku semakin bernafsu saja melihat Dita yang pasrah menyerahkan tubuhnya untuk kunikmati. 

Tanganku turun ke bawah menyelinap ke dalam celana Dita, kurasakan kehangatan memek Dita yang masih mungil, kugesek-gesek dengan jariku dan kucoba memasukkan dengan lembut jariku ke dalam memeknya. 

Dita memegang tanganku seperti menahan dan menyuruhku memasukkan jariku dengan perlahan. Akupun memasukkan jariku jauh lebih ke dalam, Dita mendesah semakin nikmat. Aku juga semakin bersemangat mengocok-ngocok jariku ke dalam vaginanya. 

Tanganku ingin semakin bebas meraba-raba memeknya sehingga aku turunkan saja celana Dita sekaligus celana dalamnya, Dita memelukku erat seperti tidak ingin kehilangan kenikmatan itu. Kubalas pelukannya dengan memeluknya juga semakin erat, kuraba-raba memeknya dan kujilati puting susunya. Aku sangat menikmati permainan itu. 


Kugendong tubuh Dita masuk ke dalam kamarku, kurebahkan dia di atas kasur, kutelanjangi dia dan dia diam saja hanya sedikit menutup vaginanya dengan tangannya mungkin malu. Akupun melepaskan baju dan celanaku, sehingga kami berdua sama-sama telanjang bulat. Aku tidak menyangka bisa mendapatkan rejeki nomplok sehebat ini. 

Seorang cewek cantik SMA yang tentunya sedang nikmat-nikmatnya kini bertelanjang bulat di depanku dan pasrah aku entot. Oh ini berkat obat perangsang wanita Potenzol dari Pak Salman. Aku membuka pahanya lebar-lebar dan menidurinya, kuciumi bibirnya sambil tanganku meremas-remas kedua belah dadanya, penisku seperti menemukan sarangnya, tangan Dita memegang penisku dan mengarahkan ke dalam lubang senggamanya, beberapa saat kemudian sleeppppp penisku masuk ke dalam vagina Dita, dinding vagina yang masih sempit memberikan sensasi kenikmatan yang luar biasa bagiku. penisku seperti disedot-sedot oleh memeknya, sempit kenyal dan hangat,oh nikmat sekali. 

Kukeluar masukkan Penisku dengan lembut karena takut menyakiti Dita, kukocok-kocok dengan perlahan kukeluarkan dan kumasukkan lebih ke dalam. Dita mengerang kenikmatan, bibirnya digigit dengan giginya, aku juga semakin nikmat saja. Kuangkat pahanya ke atas, kutarik penisku dan kumasukkan dari arah atas memeknya, kumasukkan lagi perlahan dan sleepp… kontolku masuk lagi ke lubang memeknya yang semakin hangat, kini penisku menancap semakin dalam di lubang vagina Dita. 

Dita memelukku semakin erat, terus saja kukocok-kocok kontolku keluar masuk dan semakin cepat kemudian semakin cepat dan penisku terasa panas spermaku seperti mau keluar, cepat-cepat kucabut penisku takut spermaku masuk di dalam, nanti Dita hamil. Kugesek-gesekkan kontolku di belahan dada Dita, tangan Dita membantu mengurut-urut penisku, dan cuuurrrr spermaku pun keluar membasahi dada Dita. 

Kukocok-kocok terus untuk membersihkan sisa-sisa sperma di dalam penisku. 
Oh nikmat sekali ngentot memek anak SMA, kapan-kapan akan kuulangi lagi, Dita sudah bersedia menyerahkan tubuhnya ke aku, ah siapa tahu besok Fera atau temannya kesini akan kuberi obat perangsang Ampuh juga dan akhirnya … kuentot juga… ahhh ahhh aaaahhh nikmatnya….

Cerita Ngentot aku dipaksa mbak maya

$
0
0

Saya seorang pria berumur 40 tahun. Istri saya satu tahun lebih muda dari saya. Secara keseluruhan kami keluarga bahagia dengan dua anak yang manis-manis. Yang sulung, perempuan kelas II SMP (Nisa) dan bungsu laki-laki kelas 3 SD. Saya bekerja di sebuah perusahaan telekomunikasi. Sedangkan istri saya seorang wanita karier yang sukses di bidang farmasi. Kini dia menjabat sebagai Distric Manager. Kami saling mencintai. Dia merupakan seorang istri yang setia. Saya sendiri pada dasarnya suami yang setia pula. Paling tidak saya setia terhadap perasaan cinta saya kepada istri saya. Tapi tidak untuk soal seks. Saya seorang peselingkuh. Ini semua karena saya memiliki libido yang amat tinggi sementara istri saya tidak cukup punya minat di bidang seks. Saya menginginkan hubungan paling tidak dua kali dalam seminggu. Tetapi istri saya menganggap sekali dalam seminggu sudah berlebihan. Dia pernah bilang kepada saya, “Lebih enak hubungan sekali dalam sebulan.” Tiap kali hubungan kami mencapai orgasme bersama-sama. Jadi sebenarnya tidak ada masalah dengan saya.

Rendahnya minat istri saya itu dikarenakan dia terlalu terkuras tenaga dan pikirannya untuk urusan kantor. Dia berangkat ke kantor pukul 07.30 dan pulang lepas Maghrib. Sampai di rumah sudah lesu dan sekitar pukul 20.00 dia sudah terlelap, meninggalkan saya kekeringan. Kalau sudah begitu biasanya saya melakukan onani. Tentu tanpa sepengetahuan dia, karena malu kalau ketahuan.

Selama perkawinan kami sudah tak terhitung berapa kali saya berselingkuh. Kalau istri saya tahu, saya tak bisa membayangkan akan seperti apa neraka yang diciptakannya. Bukan apa-apa. Perempuan-perempuan yang saya tiduri adalah mereka yang sangat dekat dengan dia. Saya menyimpan rapat rahasia itu. Sampai kini. Itu karena saya melakukan persetubuhan hanya sekali terhadap seorang perempuan yang sama. Saya tak mau mengulanginya. Saya khawatir, pengulangan bakal melibatkan perasaan. Padahal yang saya inginkan cuma persetubuhan fisik. Bukan hati dan perasaan. Saya berusaha mengindarinya sebisa mungkin, dan memberi kesan kepada si perempuan bahwa semua yang terjadi adalah kekeliruan. Memang ada beberapa perempuan sebagai perkecualian yang nanti akan saya ceritakan.


Perempuan pertama yang saya tiduri semenjak menikah tidak lain adalah kakak istri saya. Oh ya, istri saya merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Semuanya perempuan. Istri saya sebut saja bernama Yeni. Kedua kakak Yeni sudah menikah dan punya anak. Mereka keluarga bahagia semuanya, dan telah memiliki tempat tinggal masing-masing. Hanya saya dan istri yang ikut mertua dua tahun pertama perkawinan kami. Setiap minggu keluarga besar istri saya  berkumpul. Mereka keluarga yang hangat dan saling menyayangi.

Mbak Maya, kakak istri saya ini adalah seorang perempuan yang dominan. Dia terlihat sangat menguasai suaminya. Saya sering melihat Mbak Maya menghardik suaminya yang berpenampilan culun. Suami Mbak Maya sering berkeluh-kesah dengan saya tentang sikap istrinya. Tetapi kepada orang lain Mbak Maya sangat ramah, termasuk kepada saya. Dia bahkan sangat baik. Mbak Maya sering datang bersama kedua anaknya berkunjung ke rumah   orang tuanya -yang artinya rumah saya juga- tanpa suaminya. Kadang-kadang sebagai basa-basi saya bertanya, “Kenapa Mas Wid tidak diajak?” “Ahh malas saya ngajak dia,” jawabnya. Saya tak pernah bertanya lebih jauh.

Seringkali saat Mbak Maya datang dan menginap, pas istri saya sedang tugas luar kota. Istri saya dua minggu sekali keluar kota saat itu. Dia adalah seorang detailer yang gigih dan ambisius. Jika sudah demikian biasanya ibu mertua saya yang menyiapkan kopi buat saya, atau makan pagi dan makan malam. Tapi jika pas ada Mbak Maya, ya si Mbak inilah yang menggantikan tugas ibu mertua. Tak jarang Mbak Maya menemani saya makan.

Karena seringnya bertemu, maka saya pun mulai dirasuki pikiran kotor. Saya sering membayangkan bisa tidur dengan Mbak Maya. Tapi mustahil. Mbak Maya tidak menunjukkan tipe perempuan yang gampang diajak tidur. Karenanya saya hanya bisa membayangkannya. Apalagi kalau pas hasrat menggejolak sementara istri saya up country. Aduhh, tersiksa sekali rasanya. Dan sore itu, sehabis mandi keramas saya mengeringkan rambut dengan kipas angin di dalam kamar. Saya hanya bercelana dalam ketika Mbak Maya mendadak membuka pintu.

“Kopinya Dik Andy.” Saya terkejut, dan Mbak Maya buru-buru menutup pintu ketika melihat sebelah tangan saya berada di dalam celana dalam, sementara satu tangan lain mengibas-ibas rambut di depan kipas angin. Saya malu awalnya. Tetapi kemudian berpikir, apa yang terjadi seandainya Mbak Maya melihat saya bugil ketika penis saya sedang tegang?

Pikiran itu terus mengusik saya. Peristiwa membuka pintu kamar dengan mendadak bukan hal yang tidak mungkin. Adik-adik dan kakak-kakak istri saya memang terbiasa begitu. Mereka sepertinya tidak menganggap masalah. Seolah kamar kami adalah kamar mereka juga. Adik istri saya yang bungsu (masih kelas II SMU, sebut saja Rosi) bahkan pernah menyerobot masuk begitu saja ketika saya sedang bergumul dengan istri saya. Untung saat itu kami tidak sedang bugil. Tapi dia sendiri yang malu, dan berhari-hari meledek kami.

Sejak peristiwa Mbak Maya membuka pintu itu, saya jadi sering memasang diri, tiduran di dalam kamar dengan hanya bercelana dalam sambil coli (onani). Saya hanya ingin menjaga supaya penis saya tegang, dan berharap saat itu Mbak Maya masuk. Saya rebahan sambil membaca majalah. Sialnya, yang saya incar tidak pernah datang. Sekali waktu malah si Rosi yang masuk buat meminjam lipstik istri saya. Ini memang sudah biasa. Buru-buru saya tutupkan CD saya. Tapi rupanya mata Rosi keburu melihat.

“Woww, indahnya.” Dia tampak cengengesan sambil memolesi bibirnya dengan gincu. “Mau kemana?” tanya saya. “Nggak. Pengin makai lipstik aja.” Saya meneruskan membaca. “Coli ya Mas?” katanya. Gadis ini memang manja, dan sangat terbuka dengan saya. Ketika saya masih berpacaran dengan istri saya, kemanjaannya bahkan luar biasa. Tak jarang kalau saya datang dia menggelendot di punggung saya. Tentu saya tak punya pikiran apa-apa. Dia kan masih kecil waktu itu. Tapi sekarang. Ahh. Tiba-tiba saya memperhatikannya. Dia sudah dewasa. Sudah seksi. Teteknya 34. Pinggang ramping, kulit bersih. Dia yang paling cantik di antara saudara istri saya.

Pikiran saya mulai kotor. Menurut saya, akan lebih mudah sebenarnya menjebak Rosi daripada Mbak Maya. Rosi lebih terbuka, lebih manja. Kalau cuma mencium pipi dan mengecup bibir sedikit, bukan hal yang sulit. Dulu saya sering mengecup pipinya. Tapi sejak dia kelihatan sudah dewasa, saya tak lagi melakukannya. Akhirnya sasaran jebakan saya beralih ke Rosi. Saya mencoba melupakan Mbak Maya.

Sore selepas mandi saya rebahan di tempat tidur, dan kembali memasang jebakan untuk Rosi. Saya berbulat hati untuk memancing dia. Ini hari terakhir istri saya up country. Artinya besok di kamar ini sudah ada istri saya. Saya elus perlahan-lahan penis saya hingga berdiri tegak. Saya tidak membaca majalah. Saya seolah sedang onani. Saya pejamkan mata saya. Beberapa menit kemudian saya dengar pintu kamar berderit lembut. Ada yang membuka. Saya diam saja seolah sedang keasyikan onani. Tidak ada tanggapan. Saya melihat pintu dengan sudut mata yang terpicing. Sialan. Tak ada orang sama sekali. Mungkin si Rosi langsung kabur. Saya hampir saja menghentikan onani saya ketika dari mata yang hampir tertutup saya lihat bayangan. Segera saya mengelus-elus penis saya dengan agak cepat dan badan bergerak-gerak kecil. Saya mencoba mengerling di antara picingan mata. Astaga! Kepala Mbak Maya di ambang pintu. Tapi kemudian bayangan itu lenyap. Lalu muncul lagi, hilang lagi, Kini tahulah saya, Mbak Maya sembunyi-sembunyi melihat saya. Beberapa saat kemudian pintu ditutup, dan tak dibuka kembali sampai saya menghentikan onani saya. Tanpa mani keluar.

Malamnya, di meja makan kami makan bersama-sama. Saya, kedua mertua, Mbak Maya, Rosi dan kakak Rosi, Mayang. Berkali-kali saya merasakan Mbak Maya memperhatikan saya. Saya berdebar-debar membayangkan apa yang ada di pikiran Mbak Maya. Saya sengaja memperlambat makan saya. Dan ternyata Mbak Maya pun demikian. Sehingga sampai semua beranjak dari meja makan, tinggal kami berdua. Selesai makan kami tidak segera berlalu. Piring-piring kotor dan makanan telah dibereskan Mak Jah, pembantu kami.

“Dik Andy kesepian ya? Suka begitu kalau kesepian?” Mbak Maya mebuka suara. Saya kaget. Dia duduk persis di kanan saya. Dia memandangi saya. Matanya seakan jatuh kasihan kepada saya. Sialan. “Maksud Mbak May apaan sih?” saya pura-pura tidak tahu. “Tadi Mbak May lihat Dik Andy ngapain di kamar. Sampai Dik Andy nggak liat. Kalau sedang gitu, kunci pintunya. Kalau Rosi atau Ibu lihat gimana?” “Apaan sih?” saya tetap pura-pura tidak mengerti. “Tadi onani kan?” “Ohh.” Saya berpura-pura malu. Perasaan saya senang bercampur gugup, menunggu reaksi Mbak Maya. Saya menghela nafas panjang. Sengaja. “Yahh, Yeni sudah tiga hari keluar kota. Pikiran saya sedang kotor. Jadi..” “Besok lagi kalau Yeni mau keluar kota, kamu minta jatah dulu.” “Ahh Mbak May ini. Susah Mbak nunggu moodnya si Yeni. Kadang pas saya lagi pengin dia sudah kecapekan.” “Tapi itu kan kewajiban dia melayani kamu?” “Saya tidak ingin dia melakukan dengan terpaksa.” Kami sama-sama diam. Saya terus menunggu. Menunggu. Jantung saya berdegup keras.

“Kamu sering swalayan gitu?” “Yaa sering Mbak. Kalau pengin, terus Yeni nggak mau, ya saya swalayan. Ahh udah aahh. Kok ngomongin gitu?” Saya pura-pura ingin mengalihkan pembicaraan. Tapi Mbak Maya tidak peduli. “Gini lho Dik. Masalahnya, itu tidak sehat untuk perkawinan kalian. Kamu harus berbicara dengan Yeni. Masa sudah punya istri masih swalayan.” Mbak Maya memegang punggung tangan saya. “Maaf Mbak. Nafsu saya besar. Sebaliknya dengan Yeni. Jadi kayaknya saya yang mesti mengikuti kondisi dia.” Kali ini saya bicara jujur. “Saya cukup puas bisa melayani diri sendiri kok.” “Kasihan kamu.”

Mbak Maya menyentuh ujung rambut saya, dan disibakkannya ke belakang. Saya memberanikan diri menangkap tangan itu, dan menciumnya selintas. Mbak Maya seperti kaget, dan buru-buru menariknya. “Kapan kalian terakhir kumpul?” “Dua atau tiga minggu lalu,” jawab saya. Bohong besar. Mbak Maya mendesis kaget. “Ya ampuun.” “Mbak. Tapi Mbak jangan bilang apa-apa ke Yeni. Nanti salah pengertian. Dikira saya mengadu soal begituan.” Mbak Maya kembali menggenggam tangan saya. Erat, dan meremasnya. Isi celana saya mulai  bergerak-gerak. Kali ini saya yang menarik tangan saya dari genggaman Mbak Maya. Tapi Mbak Maya menahannya. Saya menarik lagi. Bukan apa-apa. Kali ini saya takut nanti dilihat orang lain. “Saya horny kalau Mbak pegang terus.” Mbak Maya tertawa kecil dan melepaskan tangan saya. Dia beranjak sambil mengucek-ucek rambut saya. “Kaciaann ipar Mbak satu ini.” Mbak Maya berlalu, menuju ruang keluarga. “Liat TV aja yuk,” ajaknya. Saya memaki dalam hati. Kurang ajar betul. Dibilang saya horny malah cengengesan, bukannya bilang, “Saya juga nih, Dik.” Setengah jengkel saya mengikutinya. Di ruang keluarga semua kumpul kecuali Rosi.  Hanya sebentar. Saya masuk ke kamar.

Sekitar pukul 23.00 pintu kamar saya berderit. Saya menoleh. Mbak Maya. Dia menempelkan telunjuknya di bibirnya. “Belum bobo?” tanyanya lirih. Jantung saya berdenyut keras. “Belum.” Jawab saya. “Kita ngobrol di luar yuk?” “Di sini saja Mbak.” Saya seperti mendapat inspirasi. “Ihh. Di teras aja. Udah ngantuk belum?” Mbak Maya segera menghilang. Dengan hanya bersarung telanjang dada dan CD saya mengikuti Mbak Maya ke teras. Saya memang terbiasa tidur bertelanjang dada dan bersarung. Rumah telah senyap. TV telah dimatikan. Keluarga ini memang terbiasa tidur sebelum jam 22.00. Hanya aku yang betah melek.

Mbak Maya mengenakan daster tanpa lengan. Ujung atas hanya berupa seutas tali tipis. Daster kuning yang agak ketat. Saya kini memperhatikan betul lekuk tubuh perempuan yang berjalan di depan saya itu. Pantat menonjol. Singset. Kulitnya paling putih di antara semua sadaranya. Umurnya berselisih tiga tahun dengan Yeni. Mbak Maya duduk di bangku teras yang gelap. Bangku ini dulu sering saya gunakan bercumbu dengan Yeni. Wajah Mbak Maya hanya terlihat samar-samar oleh cahaya lampu TL 10 watt milik tetangga sebelah. Itupun terhalang oleh daun-daun angsana yang rimbun.

Dia memberi tempat kepada saya. Kami duduk hampir berhimpitan. Saya memang sengaja. Ketika dia mencoba menggeser sedikit menjauh, perlahan-lahan saya mendekakan diri. “Dik Andy” Mbak Maya membuka percakapan. “Nasib kamu itu sebenernya tak jauh beda dengan Mbak.” Saya mengernyitkan dahi. Menunggu Mbak Maya menjelaskan. Tapi perempuan itu diam saja. tangannya memilin-milin ujung rambut. “Maksud Mbak apa sih?” “Tidak bahagia dalam urusan tempat tidur. Ih. Gimana sih.” Mbak Maya mencubit paha saya. Saya mengaduh. Memang sakit, Tapi saya senang. Perlahan-lahan penis saya bergerak. “Kok bisa?” “Nggak tahu tuh. Mas Wib itu loyo abis.” “Impoten?” Saya agak kaget. “Ya enggak sih. Tapi susah diajakin. Banyak nolaknya. Malas saya. Perempuan kok dibegituin,” “Hihihi.. Tadi kok kasih nasihat ke saya?” Saya tersenyum kecil. Mbak Maya mencoba mendaratkan lagi cubitannya. Tapi saya lebih sigap. Saya tangkap tangan itu, dan saya amankan dalam genggaman. Saya mulai berani. Saya remas tangan Mbak Maya. Penis saya terasa menegang. Badan mulai panas dingin. Mungkinkan malam ini saya dan Mbak Maya..

“Terus cara pelampiasan Mbak gimana? Swalayan juga?” Tanya saya. Saya taruh sebelah tangan di atas pahanya. Mbak Maya mencoba menghindar, tapi tak jadi. “Enggak dong. Malu. Risih. Ya ditahan aja.” “Kapan terakhir Mbak Maya tidur sama Mas Wib?” Saya mencium punggung tangan Mbak Maya. Lalu tangan itu saya taruh perlahan-lahan di antara pahaku, sedikit menyentuh penis. “Dua minggu lalu.” “Heh?” Saya menatap matanya. Bener enggak sih. Kok jawabannya sama dengan saya? Ngeledek apa gimana nih. “Bener.” Matanya mengerling ke bawah, melihat sesuatu di dekat tangannya yang kugenggam. “Mbak..” Saya menyusun kekuatan untuk berbicara. Tenggorokan terasa kering. Nafsu saya mulai naik. Perempuan ini bener-bener seperti merpati. Jangan-jangan hanya jinak ketika didekati. Saat dipegang dia kabur.

“Hm,” Mbak Maya menatap mata saya. “Mbak pengin?” Dia tak menjawab. Wajahnya tertunduk. Saya raih pundaknya. Saya elus rambutnya. Saya sentuh pipinya. Dia diam saja. Sejurus kemudian mulut kami berpagutan. Lama. Ciuman yang bergairah. Saya remas bagian dadanya. Lalu tali sebelah dasternya saya tarik dan terlepas. Mbak Maya merintih ketika jari saya menyentuh belahan dadanya. Secara spontan tangan kirinya yang sejak tadi di pangkuan saya menggapai apa saja. Dan yang tertangkap adalah penis. Dia meremasnya. Saya menggesek-gesekkan jari saya di dadanya. Kami kembali berciuman. “Di kamar aja yuk Mbak?” ajak saya. Lalu kami beranjak. Setengah berjingkat-jingkat menuju kamar Mbak Maya.  Kamar ini terletak bersebarangan dengan kamar saya. Di sebelah kamar Mbak Maya adalah kamar mertua saya.

Malam itu tumpahlah segalanya. Kami bermain dengan hebatnya. Berkali-kali. Ini adalah perselingkuhan saya yang pertama sejak saya kawin. Belakangan saya tahu, itu juga perselingkuhan pertama Mbak Maya. Sebelum itu tak terbetik pikiran untuk selingkuh, apalagi tidur dengan laki-laki lain selain Mas Wib.

Bermacam gaya kami lakukan. Termasuk oral, dan sebuah sedotan kuat menjelang saya orgasme. Semprotan mani menerjang tenggorokan Mbak Maya. Itulah pertama kali mani saya diminum perempuan. Yeni pun tidak pernah. Tidak mau. Jijik katanya. Menjelang pagi, saat tulang kami seperti dilolosi, saya kembali ke kamar. Tidur.

Saya tidak berani mengulanginya lagi. Perasaan menyesal tumpah-ruah ketika saya bertemu istri saya. Mungkin itu juga yang dirasakan Mbak Maya. Selepas itu dia mencoba menghindari pembicaraan yang menjurus ke tempat tidur. Kami bersikap biasa-biasa, seolah tidak pernah terjadi apa pun.

Ketika tidur di samping istri saya, saya berjanji dalam hati Tidak akan selingkuh lagi. Ternyata janji tinggal janji. Nafsu besar lebih mengusik saya. Terutama saat istri saya ke luar kota dan keinginan bersetubuh mendesak-desak dalam diri saya. Rasanya ingin mengulanginya dengan Mbak Maya. Tapi tampaknya mustahil. Mbak Maya benar-benar tidak memberi kesempatan kepada saya. Dia tidak lagi mau masuk kamar saya. Jika ada perlu di menyuruh Rosi, atau berteriak di luar kamar, memanggil saya. Bahkan mulai jarang menginap.

Akhirnya saya kembali ke sasaran awal saya. Rosi. Mungkinkah saya menyetubuhi adik istri saya? Uhh. Mustahil. Kalau hamil? Beda dengan Mbak Maya. Kepada dia saya tidak ragu untuk mengeluarkan benih saya ke dalam rahimnya. Kalaupun hamil, tak masalah kan. Paling-paling kalau anaknya lahir dan mirip dengan saya yaa banyak cara untuk menepis tuduhan. Lagian masak sih pada curiga? Kehidupan terus berjalan. Usia kandungan istri saya menginjak bulan ke-4. Tahu sendirilah bagaimana kondisi perempuan kalau sedang hamil muda. Bawaannya malas melulu. Tapi untuk urusan pekerjaan dia sangat bersemangat. Dia memang pekerja yang ambisius. Berdedikasi, disiplin, dan penuh tanggung jawab. Karena itu jadwal keluar kota tetap dijalani. Kualitas hubungan seks kami makin buruk. Dia seakan benar-benar tak ingin disentuh kecuali pada saat benar-benar sedang relaks. Saya juga tak ingin memaksa. Karenanya saya makin sering beronani diam-diam di kamar mandi. Kadang-kadang saya kasihan terhadap diri sendiri. Kata-kata Mbak Maya sering terngiang-ngiang, terutama sesaat setelah sperma memancar dari penis saya. “Kacian adik iparku ini..” Tapi saya tak punya pilihan lain. Saya tak suka “jajan”. Maaf, saya agak jijik dengan perempuan lacur.

Tiap kali beronani, yang saya bayangkan adalah wajah Mbak Maya atau si bungsu Rosi, bergantian. Rosi telah tumbuh menjadi gadis yang benar-benar matang. Montok, lincah. Cantik penuh gairah, dan terkesan genit. Meskipun masih bersikap manja terhadap saya, tetapi sudah tidak pernah lagi bergayutan di tubuh saya seperti semasa saya ngapelin kakaknya. Saya sering mencuri pandang ke arah payudaranya. Ukurannya sangat saya idealkan. Sekitar 34. Punya istri saya sendiri hanya 32.

Seringkali, di balik baju seragam SMU-nya saya lihat gerakan indah payudara itu. Keinginan untuk melihat payudara itu begitu kuatnya. Tapi bagaimana? Mengintip? Di mana? Kamar mandi kami sangat rapat. Letak kamar saya dengannya berjauhan. Dia menempati kamar di sebelah gudang. Yang paling ujung kamar Mak Jah, pembantu kami. Setelah kamar Mayang, kakak Rosi, baru kamar saya. Kamar kami seluruhnya terbuat dari tembok. Sehingga tak mugkin buat ngintip. Tapi tunggu! Saya teringat gudang. Ya, kalau tidak salah antara gudang dengan kamar Rosi terdapat sebuah jendela. Dulunya gudang ini memang berupa tanah kosong semacam taman. Karena mertua butuh gudang tambahan, maka dibangunlah gudang. Jendela kamar Rosi yang menghadap ke gudang tidak dihilangkan. Saya pernah mengamati, dari jendela itu bisa mengintip isi kamar Rosi.

Sejak itulah niat saya kesampaian. Saya sangat sering diam-diam ke gudang begitu Rosi selesai mandi. Memang ada celah kecil tapi tak cukup untuk mengintip. Karenanya diam-diam lubang itu saya perbesar dengan obeng. Saya benar-benar takjub melihat sepasang payudara montok dan indah milik Rosi. Meski sangat jarang, saya juga pernah melihat kemaluan Rosi yang ditumbuhi bulu-bulu lembut.

Tiap kali mengintip, selalu saya melakukan onani sehingga di dekat lubang intipan itu terlihat bercak-bercak sperma saya. Tentu hanya saya yang tahu kenapa dan apa bercak itu. Keinginan untuk menikmati tubuh Rosi makin menggelayuti benak saya. Tetapi selalu tak saya temukan jalan. Sampai akhirnya malam itu. Mertua saya meminta saya mendampingi Rosi untuk menghadiri Ultah temannya di sebuah diskotik. Ibu khawatir terjadi apa-apa. Dengan perasaan luar biasa gembira saya antar Rosi. Istri saya menyuruh saya membawa mobil. Tapi saya menolak. “Kamu kan harus detailing. Pakai saja. Masa orang hamil mau naik motor?” Padahal yang sebenarnya, saya ingin merapat-rapatkan tubuh dengan Rosi.

Kami berangkat sekitar pukul 19.00. Dia membonceng. Kedua tangannya memeluk pinggang saya. Saya rasakan benda kenyal di punggung saya. Jantung saya berdesir-desir. Sesekali dengan nakal saya injak pedal rem dengan mendadak. Akibatnya terjadi sentakan di punggung. Saya pura-pura tertawa ketika Rosi dengan manja memukuli punggung saya. “Mas Andy genit,” katanya. Pada suatu ketika, mungkin karena kesal, Rosi bahkan tanpa saya duga sengaja menempelkan dadanya ke puggung saya. Menekannya. “Kalau mau gini, bilang aja terus terang,” katanya. “Iya iya mau,” sahut saya. Tidak ada tanggapan. Rosi bahkan menggeser duduknya, merenggang. Sialan.

Malam itu Rosi mengenakan rok span ketat dan atasan tank top, dibalut jaket kulit. Benar-benar seksi ipar saya ini. Di diskotik telah menunggu teman-teman Rosi. Ada sekitar 15-an orang. Saya membiarkan Rosi berabung dengan teman-temannya. Saya memilih duduk di sudut. Malu dong kalau nimbrung. Sudah tua, ihh. Saya hanya mengawasi dari kejauhan, menikmati tubuh-tubuh indah para ABG. Tapi pandangan saya selalu berakhir ke tubuh Rosi. She is the most beautiful girl. Di antara saudara istri saya Rosi memang yang paling cantik. Tercantik kedua ya Mbak Maya, baru Yeni, istri saya. Mayang yang terjelek. Tubuhnya kurus kering sehingga tidak menimbulkan nafsu.

Sesekali Rosi menengok ke arah tempat duduk saya sambil melambai. Saya tersenyum mengangguk. Mereka turun ke arena. Sekitar tiga lagu Rosi menghampiri saya. “Mas Andy udah pesan minum?” tanyanya. Dagu saya menunjuk gelas berisi lemon tea di depan saya. Saya tak berani minum minuman beralkohol, meski hanya bir. Saya pun bukan pecandu. “Kamu kok ke sini, udah sana gabung temen-temen kamu,” kata saya. Janjinya Rosi dkk pulang pukul 22.00. Tadi ibu mertua juga bilang supaya pulangnya jangan larut. “Nggak enak liat Mas Andy mencangkung sendirian,” kata Rosi duduk di sebelah saya. “Sudah nggak pa-pa.” “Bener?” Saya mengangguk, dan Rosi kembali ke grupnya. Habis satu lagu, dia mendatangi saya. Menarik tangan saya. Saya memberontak. “Ayo. Nggak apa-apa, sekalian saya kenalin ama temen-temen. Mereka juga yang minta kok.” Saya menyerah. Saya ikut saja bergoyang-goyang. Asal goyang. Dunia diskotik sudah sangat lama tidak saya kunjungi. Dulupun saya jarang sekali. Hampir tidak pernah. Saya ke diskotik sekedar supaya tahu saja kayak apa suasananya. Sesekali tangan Rosi memegang tangan saya dan mengayun-ayunkannya. Musik bener-benr hingar-bingar. Lampu berkelap-kelip, dan kaki-kaki menghentak di lantai disko. Sesekali Rosi menuju meja untuk minum.

Menjelang pukul 22.00 sebagian teman Rosi pulang. Saya segera mengajak Rosi pulang juga. “Bentar dong Mas Andy, please,” kata Rosi. Astaga. Tercium aroma alkohol dari mulutnya. “Heh. Kamu minum apa? Gila kamu. Sudah ayo pulang.” Segera saya gelandang dia. “Yee Mas Andy gitu deh.” Dia merajuk tapi saya tak peduli. Ruangan ini mulai menjemukan saya. “Udah dulu ya bro, sis. Satpam ngajakin pulang neh.” “Satpam-mu itu.” Saya menjitak lembut kepala Rosi. Rosi memang minum alkohol. Tak tahu apa yang diminumnya tadi. Dia pun terlihat sempoyongan. Saya jadi cemas. Takut nanti kena marah mertua. Disuruh jagain kok tidak bisa. Tapi ada senangnya juga sih. Rosi jadi lebih sering memeluk lengan saya supaya tidak sempoyongn.

Kami menuju tempat parkir untuk mengambil motor. Saya bantu Rosi mengenakan jaket yang kami tinggal di motor. Saya bantu dia mengancing resluitingnya. Berdesir darah saya ketika sedikit tersentuk bukit di dadanya. “Hayoo, nakal lagi,” katanya. “Hus. Nggak sengaja juga.” “Sengaja nggak pa-pa kok Mas.” Omongan Rosi makin ngaco. Dia tarik ke bawah resluitingnya. Dan sebelum saya berkomentar dia sudah berkata, “Masih gerah. Ntar kalau dingin Rosi kancingin deh.” Segera mesin kunyalakan, dan motor melaju meninggalkan diskotik SO.

Sungguh menyenangkan. Rosi yang setengah mabuk ini seakan merebahkan badannya di punggung saya. Kedua tangannya memeluk erat perut saya. Jangan tanya bagaimana birahi saya. Penis saya menegang sejak tadi. Dagu Rosu disadarkan ke pundak saya. Lembut nafasnya sesekali menyapu telinga saya. Saya perlambat laju motor. Benar-benar saya ingin menikmati. Lalu saya seperti merasa Rosi mencium pipi saya. Saya ingin memastikan dengan menoleh. Ternyata memang dia baru saja mencium pipi saya. Bahkan selanjutnya dia mengecup pipi saya. Saya kira dia benar-benar mabuk.

“Mas Andy, Rosi pengin pacaran dulu,” katanya mengejutkan saya. “Pacaran sama Mas Andy? Gila kamu ya.” Penis saya makin kencang. “Mau enggak?” “Kamu mabuk ya?” Dia tak menjawab. Hanya pelukannya tambah erat. “Mas..” “Hmm” “Mas masih suka coli?” “Hus. Napa sih?” “Pengen tahu aja. Mbak Yeni nggak mau melayani ya?” “Tahu apa kamu ini.” Saya sedikit berteriak. Saya kaget sendiri. Entah kenapa saya tidak suka dia omong begitu, Mungkin reflek saja karena saya dipermalukan. “Sorry. Gitu aja marah.” Rosi kembali mencium pipi saya. Bahkan dia tempelkan terus bibirnya di pipi saya, sedikit di bawah telinga. “Saya horny Ros.” “Kapan? Sekarang? Ahh masak. Belum juga diapa-apain”

Saya raih tangannya dan saya taruh di penis saya yang menyodok celana saya. Terperanjat dia. Tapi diam saja. Tangannya merasakan sesuatu bergerak-gerak di balik celana saya. “Pacaran ama Rosi mau nggak?” kata Rosi. Aroma alkohol benar-benar menyengat. “Di mana? Lagian udah malam. Nanti Ibu marah kalau kita pulang kemalaman.” “Kalau ama Mas Andy dijamin Ibu gak marah.” “Sok tahu.” “Bener. Ayuk deh. Ke taman aja. Tuh deket SMA I ajak. Asyik lagi. Bentar aja.” Tanpa menunggu perintah, motor saya arahkan ke Taman KB di seberang SMU I. Taman ini memang arena asyik bagi mereka yang seang berpacaran. Meski di sekitarnya lalu lintas ramai, tapi karena gelap, yaa tetap enak buat berpacaran. Kami mencari bangku kosong di taman. Sudah agak sepi jadi agak mudah mencarinya. Biasanya cukup ramai sehingga banyak yang berpacaran di rumputan. Begitu duduk. Langsung saja Rosi merebahkan kepalanya di dada saya. Saya tak mengira anak ini akan begini agresif. Atau karena pengaruh alkohol makin kuat? Entahlah. Kami melepas jaket dan menaruhnya di dekat bangku.

“Kamu kan belum punya pacar, kok sudah segini berani Ros?” tanya saya. “Enak aja belum punya pacar.” Dia protes. “Habis siapa pacar kamu?” Saya genggam tangannya. Dia mengelus-elus dada saya. “Yaa ini.” Dia membuka kancing kemeja saya. Saya makin yakin dia diracuni alkohol. Tapi apa peduli saya. Inilah saatnya. Saya kecup keningnya. Matanya. Hidung, pipi, lalu bibirnya. Dia tersentak, dan memberikan pipinya. Saya kembali mencari bibirnya. Saya kecup lagi perlahan. Dia diam. Saya kulum. Dia diam saja. Benarkah anak ini belum pernah berciuman bibir dengan cowok? “Kamu belum pernah melakukan ya?” kata saya. Dia tak menjawab. Saya cium lagi bibirnya. Saya julurkan lidah saya. Tangannya meremas pinggang saya. Saya hisap lidahnya, saya kulum. Tangan saya kini menjalar mencari  payudara. Dia menggelinjang tetapi membiarkan tangan saya menyusiup di antara celah BH-nya. Ketika saya menemukan bukit kenyal dan meremasnya, dia mengerang panjang. Kedua kakinya terjatuh dari bangku dan menendang-nendang rumputan. Saya buka kancing BH-nya yang terletak di bagian depan. Saya usap-usap lembut, ke kiri, lalu ke kanan. Saya remas, saya kili-kili. Dia mengaduh. Tangannya terus meremasi pinggang dan paha saya.

“Mas Andy..” “Hmm” “Please.. Please.” Saya mengangsurkan muka saya menciumi bukit-bukit itu. Dia makin tak terkendali. Lalu, srrt srrt..srrt. Sesuatu keluar dari penis saya. Busyet. Masa saya ejakulasi? Tapi benar, mani saya telah keluar. Anehnya saya masih bernafsu. Tidak seperti ketika bersetubuh dengan Yeni. Begitu mani keluar, tubuh saya lemas, dan nafsu hilang. Saya juga masih merasakan penis saya sanggup menerima rangsangan. Saya masih menciumi payudara itu, menghisap puting, dan tangan saya mengelus paha, menyelinap di antara celap CD. Membelai bulu-bulu lembut. Menyibak, dan merasakan daging basah. Mulut Rosi terus mengaduh-aduh. Saya rasakan kemaluan saya digeggamnya. Diremas dengan kasar, sehingga terasa sakit. Saya perlu menggeser tempat duduk karena sakitnya. Agaknya dia tahu, dan melonggarkan cengkeramannya.

Lalu dia membuka resluiting celana saya, merogoh isinya. Meremas kuat-kuat. Tapi dia berhenti sebentar. “Kok basah Mas?” tanyanya. Saya diam saja. “Ehh,ini yang disebut mani ya?” Sejenak situasi kacau. Ini anak malah ngajak diskusi sih. Dia cium penis saya tapi tidak sampai menempel. Kayaknya dia mencoba membaui. “Kok gini baunya ya? Emang kayak gini ya? “Heeh,” jawab saya lalu kembali memainkan kelaminnya. “Asin juga ya?” Dia mengocok penis saya dengan tangannya. “Pelan-pelan Ros. Enakan kamu ciumin deh,” kata saya.

Tanpa perintah lanjutan Rosi mencium dan mengulum penis saya. Uhh, kasarnya minta ampun, Tidak ada enaknya. Jauhh dengan yang dilakukan Mbak Maya. Berkali-kai saya meminta dia untuk lebih pelan. Bahkan sesekali dia menggigit penis saya sampai saya tersentak. Akhirnya saya kembali ejakulasi. Bukan oleh mulutnya tapi karena kocokan tangannya. Setelah itu sunyi. Saya lemas. Saya benahi pakaian saya. Dia juga membenahi pakaiannya. Tampaknya dia telah terbebas dari pengaruh alkohol. Wajahnya yang belepotan mani dibersihkan dengan tissu. “Makasih pelajarannya ya Mas.” Dia mengecup pipi saya. “Tapi kamu janji jaga rahasia kan?” Saya ingin memastikan. “Iyaah. Emang mau cerita ama siapa? Bunuh diri?” “Siapa tahu. Pokoknya just for us! Nobody else may knows.” Dia mengangguk. Kami bersiap-siap pulang. Sepanjang perjalanan dia memeluk erat tubuh saya. Menggelendot manja. Dan pikiran waras saya mulai bekerja. Saya mulai dihinggapi kecemasan.

“Ros..” “Yaa” “Kamu nggak jatuh cinta ama Mas Andy kan? Everyting just for sex kan?” “Tahu deh.” “Please Ros. Kita nggak boleh keterusan. Anggap saja tadi kita sedang mabuk.” Saya menghentikan motor. “Iya deh.” “Bener ya? Ingat, Mas Andy ini suami Mbak Yeni.” Dia mengangguk mengerti. “Makasih Ros.” Saya kembali menjalankan motor. “Apa yang terjadi malam ini, tidak usahlah terulang lagi,” kata saya. Saya benar-benar takut sekarang. Saya sadari, Rosi masih kanak-kanak. Masih labil. Dia amat manja. Bisa saja dia lepas kendali dan tak mengerti apa arti hubungan seks sesaat. Lalu saya dengar dia sesenggukan. Menangis. Untunglah dia menepati janji. Segalanya berjalan seperti yang saya harapkan. Saya tak berani lagi mengulangi, meskipun kesempatan selalu terbuka dan dibuka oleh Rosi. Saya benar-benar takut akibatnya. Saya tidak mau menhancurkan keluarga besar istri saya. Tak mau menghancurkan rumah tangga saya.

Saya hanya menikmati Rosi di dalam bayangan. Ketika sedang onani atau ketika sedang bersetubuh dengan Yeni. Sesekali saja saya membayangkan Mbak Maya.

Foto hot gadis korea

$
0
0

Silakan nikmati kecantikan gadis Korea yang paling seksi dan Ngegemesin ,,,
mantapnya gan………

Cerita Dewasa Ngentot wanita berusia 40 tahun

$
0
0

Sebut saja namaku Atika, seorang wanita yang telah berusia 40 tahun dan telah bersuami. Menurut banyak teman, aku adalah wanita yang cukup cantik dan berkulit putih bersih. Yang luar biasa adalah postur tubuhku yang masih terawat dan indah. Tinggi badanku 167 cm. Pantatku cukup bulat dan berisi dengan sepasang betis yang indah. Sepasang payudaraku berukuran 34 juga tampak padat dan serasi dengan bentuk tubuhku. Kata orang tubuhku seperti artis Minarti Atmanegara yang bentuk tubuhnya tetap indah diusia yang telah berkepala 4.

Aku bekerja sebagai karyawati staff accounting pada sebuah toserba yang cukup besar dikotaku. Sehingga aku banyak mengenal banyak relasi dari para pekerja perusahaan lain yang memasok barang ketempatku bekerja. Aku juga menjadi instruktur senam BL ditempat aku fitness. Disinilah kisah yang akan kisah indah aku dan Indra pertama kali terjadi.

Sebagai seorang istri, aku merupakan seorang wanita setia pada suami. Aku berprinsip, tidak ada laki-laki lain yang menyentuh hati dan tubuhku, kecuali suami yang sangat kucintai. Dan sebelum kisah ini terjadi, aku memang selalu dapat menjaga kesetiaanku. Jangankan disentuh, tertarik dengan lelaki lain merupakan pantangan buatku.

Tetapi begitulah, beberapa bulan terakhir suamiku kurang dapat memuaskanku diatas ranjang. Kalaupun bisa, dia pasti kelelahan dan langsung istirahat. Mungkin karna usia kami yang terpaut 14 tahun, mau tak mau aku cuma bisa memainkan jari sambil membayangkan suamiku sedang memasukkan batang kejantanannya ke vaginaku. Tapi tak senikmat kenyataan.

Sampai akhirnya datang seorang mahasiswa yang ingin PI (Praktek Industri) ditempatku. Dan aku ditunjuk sebagai pembimbing mahasiswa tersebut oleh bosku. Mahasiswa itu memperkenalkan dirinya bernama Indra. Kuperhatikan dia dari atas sampai bawah, cukup lumayan penampilannya. Indra berbadan tinggi besar dan atletis, tingginya sekitar 178 cm. Sungguh aku tidak mempunyai pikiran atau perasaan tertarik padanya.

Pada awalnya hubungan kami biasa-biasa saja, bahkan cendrung agak kaku. Namun begitu, Indra selalu bersikap baik padaku. Kuakui pula, ia pemuda yang simpatik. Ia sangat pandai mengambil hati orang. Sehingga lama-kelamaan kekakuannya berkurang dan kami berdua menjadi akrab. Bahkan aku sering meminta Indra membantuku lembur dikantor. Dan jika begitu biasanya aku bercerita tentang kehidupan rumah tanggaku. Sampai-sampai urusan diatas tempat tidur kuceritakan padanya. Karna Indra sangat pandai memancing.

Hingga suatu ketika, setelah sebulan Ia PI dikantorku. Sewaktu aku sedang lembur menghitung keuangan bulanan perusahaan, Indra datang menghampiriku.
” Misi Bu, bisa ganggu gak? ” Tegur Indra sopan.
” Ya ada apa Ndra? ” Jawabku.
” Ini.. ada beberapa yang saya gak ngerti bisa dijelaskan gak Bu? ” Indra bertanya lagi.
” Ooh bisa.. mana yang kamunya kurang paham ” aku menjawab lalu menyuruhnya untuk duduk disampingku disofa.

Lalu aku memberikan penjelasan panjang lebar kepadanya. Katanya sih bahan yang dia minta penjelasan dariku itu akan dimasukkan dalam bahan laporannya.
” Bu, saya mo ngasih hadiah ulang tahun, Bu atika mau nerima gak? ” Tanyanya tiba-tiba.
” Boleh, syaratnya hadiahnya harus banyak ya” Jawabku bergurau.
” Saya juga punya syarat Bu, hadiah ini akan saya berikan kalo Bu Atika mau memejamkan mata. Mau gak? ” Tanyanya lagi.
” Serius nih? Oke kalo cuma itu syaratnya Ibu mau ” Kataku sambil memejamkan mata.
” Awas jangan buka mata sampai saya memberikan aba-aba..! ” Kata Indra lagi.

Sambil terpejam aku penasaran dengan hadiah apa yang akan diberikannya. tetapi, ya ampun, pada saat mataku terpejam, tiba-tiba aku merasakan ada benda yang lunak menyentuh bibirku. Tidak hanya menyentuh, benda itu juga melumat bibirku dengan halus. Aku langsung tahu, Indra tengah menciumku. Maka aku langsung membuka mata, wajah Indra sangat dekat dengan wajahku dan tangannya merangkul pinggangku. Tetapi anehnya, setelah itu aku tidak berusaha mengindar.

Untuk beberapa lama, Indra masih melumat bibirku. Kalo mau jujur aku juga ikut menikmatinya. Bahkan beberapa saat secara refleks aku juga membalas melumat bibir Indra. Sampai kemudian aku tersadar, lalu ku dorong dada Indra hingga ia terjengkang kebelakang.
” Ndra seharusnya ini gak boleh terjadi ” Kataku dengan nada bergetar menahanrasa malu dan sungkan yang menggumpal dihatiku.
” Maaf Bu Atika, mungkin saya terlalu nekat. Seharusnya saya sadar Ibu sudah bersuami. Tapi inilah kenyataannya, Aku sayang sama Bu Atika” Ujarnya lirih sambil meninggalkanku.

Seketika itu aku merasa sangat menyesal, aku merasa telah mengkhianati suamiku. Tapi uniknya peristiwa seperti masih terulang beberapa kali. Beberapa kali jika Indra konsultasi denganku, ia selalu memberikan “hadiah” seperti itu. Tentu itu dilakukannya jiak tak ada orang yang melihat. Meskipun pada akhirnya aku menolaknya, tapi anehnya, aku tidak pernah marah dengan perbuatan Indra itu.

Entahlah, aku sendiri bingung. Aku tidak tahu, apakah ini dikarnakan permasalahanku dengan suami diatas ranjang sehingga menerima begitu saja semua perbuatannya padaku. Ataukah aku telah jatuh cinta pada pada Indra, pemuda yang usianya jauh berbeda namun sangat menarik perhatianku. Sekali lagi, aku tidak tahu. bahkan dari hari kehari, aku semakin dekat dan akrab dengan Indra.

Hingga pada hari terakhir prakteknya, Indra mengajakku jalan-jalan. Awalnya aku menolaknya, aku khawatir kalau kedekatanku dengannya menjadi penyebab perselingkuahan yang sebenarnya. Dengan alasan bahwa itu hari terakhir praktek, Indra terus mendesakku. Akhirnya aku menyetujuinya.Tapi aku memintanya hari minggu. Dengan syarat tidak boleh ada orang kantor yang mengetahuinya.

Begitulah, pada hari Minggu, aku dan Indra akhirnya berangkat jalan-jalan. Agar suamiku tidak curiga, aku katakan padanya aku pergi ketempat seorang kawan untuk menyelesaikan lemburan kantor. Ikut juga teman kuliah Indra bersama pacarnya. Awalnya aku protes, setelah dijelaskan panjang lebar akhirnya aku mau ikut pergi juga. Oh ya, kami berempat menggunakan mobil milik kawan Indra. Berempat kami jalan-jalan kesuatu lokawisata pegunungan yang cukup jauh dari kotaku. Kami sengaja memilih tempat yang jauh dari kota, agar tidak mengundang kecurigaan tetangga, keluarga dan terutama suamiku.

Setelah lebih satu jam kami berputar-putar disekitar lokasi wisata, Indra dan kawannya mengajak istirahat disebuah losmen. Kawan Indra tadi dan pacarnya menyewa satu kamar, dan kedua orang itu langsung hilang dibalik pintu yang tertutup. Maklum keduanya baru dimabuk cinta. Aku dan suamiku dulu waktu pacaran juga begitu, jadi aku maklum saja.

Indra menyewa juga satu kamar disebelahnya. Aku sebenarnya juga berniat menyewa kamar sendiri akan tetapi indra melarangku.
” Ngapain boros-boros? kalau sekedar istirahat satu kamar saja. Tuh bed-nya ada dua ” Ujarnya.
Akhirnya aku mengalah, aku numpang dikamar yang disewa Indra. Walaupun sebenarnya aku merasa sangat tidak enak hati.

Kami mengobrol tertawa cekikikan membicarakan kawan Indra dan pacarnya dikamar sebelah. Apalagi, kawan Indra dan pacarnya sengaja mendesah-desah hingga kedengaran ditelinga kami. Sejujurnya aku deg-degan juga mendengar desahan dari kamar sebelah yang mirip suara orang terengah-engah itu. Entah kenapa dadaku semakin berdegup kencang ketika aku mendengar desahan itu dan membayangkan apa ayng sedang mereka lakukan dikamar sebelah. Untuk beberapa saat, aku dan Indra diam terpaku.

Tiba-tiba Indra menarik tanganku sehingga aku terduduk dipangkuan Indra yang saat itu sedang duduk ditepi tempat tidur. Tanpa berkata apa-apa dia langsung mencium bibirku. Aku tidak sempat menghindar, bahkan aku juga membiarkan ketika bibir dan kumis halus Indra menempel kebibirku hingga beberapa saat. Dadaku semakin berdegub kencang ketika kurasakan bibir halus Indra melumat mulutku. Lidah Indra menelusup kecelah bibirku dan menggelitik hampir semua rongga mulutku. Mendapat serangan mendadak itu darahku seperti berdesir, sementara bulu tengkukku merinding.

Namun tiba-tiba timbul kesadaranku. Kudorong dada indra supaya ia melepaskan pelukannya padak diriku.
” Ndra, jangan Ndra, ini enggak pantas kita lakuakan..! ” kataku terbata-bata.
Indra memang melepas ciumannya dibibirku, tetapi kedua tangannya yangm kekar dan kuat masih tetap memeluk pinggang rampaingku denagn erat. Akujuga masih terduduk dipangkuannya.
” Memang nggak pantas Bu, toh Bu Tika gak puas sama suami Ibu. Aku akan muasin Ibu ” Ujar Indra yang terdengar seperti desahan.

Setelah itu Indra kembali mendaratkan ciuman. Ia menjilati dan menciumi seluruh wajahku, lalu merambat keleher dan telingaku. Aku memang pasif dan diam, namun perlahan tapi pasti nafsu birahi semakin kuat menguasaiku. Harus kuakui, Indra sangat pandai mengobarkan birahiku. Jilatan demi jilatan lidahnya keleherku benar-benar telah membuatku terbakar dalam kenikmatan. Bahkan dengan suamiku sekalipun belum pernah aku merasakn rangsangan sehebat ini.

Indra sendiri tampaknya juga mulai terangsang. Aku dapat merasakn napasnya mulai terengah-engah. Sementara aku semakin tak kuat unruk menahan erangan. Maka aku pun mendesis-desis untuk menahan kenikmatan yang mulai membakar kesadaranku. Setelah itu tiba-tiba tangan Indra yang kekar itu membuka kancing bajuku. Tak ayal lagi, buah dadaku yang berwarna putih bersih itu terbuka didepan Indra. Secara refleks aku masih coba berontak.

” Cukup Ndra! Jangan sampai kesitu Ibu takut..” Kataku sambil meronta dari pelukannya.
” Takut dengan siapa Bu? Toh gak ada yang tahu, percaya sama Indra Bu. Aku akan memuaskan Bu Tika ” Jawab Indra dengan napas memburu.
Seperti tidak perduli dengan protesku, Indra yang telah melepas bajuku, kini ganti sibuk melepas BH-ku. Meskipun aku berusaha meronta, namun tidak berguna sama sekali. Sebab tubuh Indra yang tegap dan kuat itu mendekapku dengan sangat erat.

Kini, dipelukan Indra, buah dadaku terbuka tanpa tertutup sehelai kainpun. Aku berusaha menutupi dengan mendekapkan lengan didadaku, tetapi dengan cepat tangan Indra memegangi lenganku dan merentangkannya. Setelah itu Indra mengangkat dan merebahkan tubuhku ditempat tidur. Tanpa membuang waktu, bibir Indra melumat salah satu buah dadaku sementara salah satu tangannya juga langsung meremas-remas buah dadaku yang lainnya. Bagaikan seekor singa buas ia menjilati dan meremas buah dada yang kenyal dan putih ini.

Kini aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain megap-megap dan mengerang karena kenikmatan yang mencengkeramku. Aku menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan karena rasa geliu dan nikmat ketika bibir dan lidah Indra menjilat dan melumat puting susuku.
” Bu.. da.. dadamu putih dan in.. indah sekali. A.. aku makin nggak ta.. tahan.. ,sayang.. , ” Kata Indra terputus-putus karna nafsu birahi yang kian memuncak.

Kemudian Indra juga menciumi perut dan pusarku. Dengan lidahnya, ia pandai sekali mengelitik buah dada hingga perutku. Sekali lagi aku hanya mendesis-desis mendapat rangsangan yang menggelora itu. Kemudian tanpa kuduga, Dengan cepat Indra melepas celana dan celana dalamku dalam sekali tarikan. Lagi-lagi aku berusaha melawan, tetapi dengan tubuh besar dan tenaga kuat kuat yang dimiliki Indra, dengan mudah ia menaklukkan perlawananku.

Sekarang tubuhku yang ramping dan putih itu benar-benar telanjang total dihadapan Indra. Sungguh, aku belum pernah sekalipun telanjang dihadapan laki-laki lain, kecuali dihadapn suamiku. Sebelumnya aku juga tak pernah terpikir akan melakukan perbuatan seperti ini. Tetapi kini, Indra berhasil memaksaku. Sementara aku seperti pasrah tanpa daya.

” Ndra, untuk yang satu ini jangan Ndra. Aku tidak ingin merusak keutuhan perkawiananku..! ” Pintaku sambil meringkuk diatas tempat tidur, untuk melindungi buah dada dan vaginaku yang kini tanpa penutup.
” Bu.. apa.. kamu.. nggak kasihan padaku sayang.. , aku sudah terlanjur terbakar.. , aku nggak kuat lagi sayang, please aku.. mohon ” Kata Indra masih dengan terbata-bata dan wajah yang memelas.

Entah karna tidak tega atau karena aku sendiri juga telah terlanjur terbakar birahi, aku diam saja ketika Indra kembali menggarap tubuhku. Bibir dan salah satu tangannya menggarap kedua buah dadaku, semenatar tangan yanga satunya lagi mengusap-usap paha dan selangkangan kakiku. Mataku benar-benar merem-melek merasakan kenikamatan itu. Sementara napasku juga semakin terengah-engah.

Tiba-tiba Indra beranjak dan denagn cepat melepas semua pakaian yang menempel ditubuhnya. Kini ia sama denganku, telanjang bulat-bulat. ya ampun, aku tidak dpat percaya, kini aku telanjang dalam satu kamar denagn laki-laki yang bukan suamaiku, ohh. Aku melihat tubuh Indra yang memang benar-benar atletis, besar dan kekar terutama otot-otot perutnya. Ia lebih tinggi dan lebih besar dibandingkan dengan suamiku yang berperawakan sedag-sedang saja.

Tetapi yang membuat dadaku berdegub lebih keras adalah benda diselangkangan Indra. Benda yang besarnya hampir sama denagn lenganku itu berwarna coklat muda dan kinin tegak mengacung. Panjangnya kutaksir tidak kurang dari 22 cm, atau hampir dua kali lipat dibanding milik suamiku, sementara besarnya sekitar 3 sampai 4 kali lipatnya. Sungguh aku tak percaya, laki-laki semuda Indra memiliki penis sebesar dan sepanjang ini. Perasaanku bercampur baur antara ngeri, gemes dan penasaran.

Kini tubuh telanjang Indra mendekapku. Darahku seperti terkesiap ketika merasakan dada bidang Indra menempel erat dadaku. Ada sensasi hebat yang melandaku, ketika dada yang kekar itu merapat dengan tubuhku. Ohh, baru kali ini kurasakan dekapan lelaki lain selain suamiku. Ia masih meciumi sekujur tubuhku, sementara tangannya juga tidak kenal lelah meremas-remas buah dadaku yang semakin kenyal. Sekali lagi, sebelumnya tidak pernah kurasakan sensasi dan rangsangan sedahsyat ini.

Aku tersentak ketika kurasakan ada benda yang masuk dan menggelitik lubang vaginaku. Ternyata Indra nekat memasukkan jari tangannya kecelah vaginaku.Ia memutar-mutar telunjuknya didalam lubang vaginaku, sehingga aku benar-benar hampir tidak kuat lagi menahan kenikmatan yang menderaku. Mendapat serangan yang luar biasa nikmat itu, secara refleks aku memutar-muatarkan pantatku. Toh, aku masih berusaha menolaknya.

” Ndra, jangan sampai dimasukkan jarinya, cukup diluaran saja..! ” Pintaku.
Tetapi lagi-lagi Indra tidak menggubrisku. Selanjutnya ia menelusupkan kepalanya di selangkanganku, lalu bibir dan lidahnya melumat habis vaginaku. Aku tergetar hebat mendapatkan rangsangan ini. Tidak kuat lagi menahan kenimatan itu, tanpa sadar tanganku menjambak rambut Indra yang masih terengah-engah di selangkanganku. Kini aku telah benar-benar tenggelam dalam birahi.

Ketika kenikmatan birahi benar-benar menguasaiku, dengan tiba-tiba, Indra melepaskanku dan berdiri di tepi tempat tidur. Ia mengocok-ngok batang penisnya yang berukuran luar biasa tersebut.
” Udah hampir setengah jam, dari tadi aku terus yang aktif, capek nih. Sekaran ganti Bu Atika dong yang aktif..! ” Kata Indra denagn manja.
” Ibu nggak bisa Ndra, lagian Ibu masih takut..! ” Jawabku dengan malu-malu.
” oke kalo gitu pegang aja iniku, please, kumohon sayang..” Ujarnya sambil menyodorkan batang penis besar itu kehadapanku.

Dengan malu-malu kupegang batang yang besar dan berotot itu. Lagi-lagi berdebar-debar dan darahku berdesir ketika tanganku mulai memegang penis Indra. Sejenak aku sempat membayangkan bagaimana nikmatnya jiak penis yang besar dan keras itu dimasukkan kelubang vagina perempuan, apalagi jika perempuan itu aku.

” Besaran mana sama milik suami Ibu..? ” Goda Indra.
Aku tidak menjawab walau dalam hati aku mengakui, penis Indra jauh lebih panjang dan lebih besar dibandingkan milik suamiku. Padahal usia Indra jauh lebih muda.
” Diapakan nih Ndra..? Sumpah Ibu gak bisa apa-apa ” Kataku berbohong sambil memegang penis Indra.
” Oke, biar gampang, dikocok aja sayang. Bisakan..? ” Jawab Indra dengan lembut.

Dengan dada berdegub kencang, kukocok perlahan-lahan penis yang besar milik Indra. Ada sensasi tersendiri ketika aku mulai mengocok buah zakar Indra yang sangat besar tersebut. Gila, tanganku hampir tidak cukup memegangnya. Aku berharap dengan kukocok penisnya, sperma Indra cepat muncrat, sehingga ia tidak berbuat lebih jauh kepada diriku. Indra yang kini telentang disampingku memejamkan matanya ketika tanganku mulai naik turun mengocok batang zakarnya.

Napasnya mendengus-dengus, tanda kalau nafsunya sudah meningkat lagi. Aku sendiri juga terangsang melihat tubuh tinggi besar dihadapanku seperti tidak berdaya dikuasai rasa nikmat. Tiba-tiba ia memutar tubuhnya, sehingga kepalanya kini etapt berada diselangkanganku sebaliknya kepalaku juga tepat menghadap selangkangannya. Indra kembali melumat lubang kemaluanku. Lidahnya menjilat-jilat tanpa henti di rongga vaginaku. Sementara aku masih terus mengocok batang zakar Indra dengan tanganku.

Kini kami berdua berkelejotan, sementara napas kami juga saling memburu. Setelah itu Indra beranjak dan dengan cepat ia menindihku. Dari kaca lemari yang terletak disebelah samping tempat tidur, aku bisa melihat tubuh rampingku seperti tenggelam dikasur busa ketika tubuh Indra yang tinggi besar mulai menindihku. Dadaku deg-degan melihat adegan kami melalui kaca lemari itu. Gila batinku, kini aku yang telanjang digumuli oleh lelaki yang juga sedang telanjang, dan laki-laki itu bikan suamiku.

Indra kembali melumat bibirku. kali ini teramat lembut. Gilanya lagi, aku tanpa malu lagi membalas ciumannya. Lidahku kujulurkan untuk menggelitik rongga mulut Indra. Indra terpejam merasakan seranganku, sementara tanganku kekarnya masih erat memelukku, seperti tidak akan dilepas lagi.

Bermenit-menit kami terus berpagutan saling memompa birahi masing-masing. Peluh kami mengucur deras dan berbaur ditubuhku dan tubuh Indra. Dalam posisi itu tiba-tiba kurasakan ada benda yang kenyal mengganjal diatas perutku. Ohh, aku semakin terangsang luar biasa ketika kusadari benda yang mengganjal itu adalah batang kemaluan Indra. Tiba-tiba kurasakan batang zakar itu mengganjal tepat dibibir lubang kemaluanku. Rupanya Indra nekat berusaha memasukkan batang penisnya kevaginaku. Tentu saja aku tersentak.

” Ndra.. jangan dimasukkan..! ” Kataku sambil tersengal-sengal menahan nikmat.
Aku tidak tahu apakah permintaan aku itu tulus , sebab disisi hatiku yang lain sejujurnya aku juga ingin merasakan betapa nikmatnya ketika batang kemaluan yang besar itu masuk kelubang vaginaku.
” Oke.. kalau nggak boleh diamasukkan, kugesek-gesekkan dibibirnya saja ya..? ” Jawab Indra juga dengan napas yang terengah-engah.

Kemudian Indra kembali memasang ujung penisnya tepat dicelah vaginaku. Sungguh aku deg-degan luar biasa ketika merasakn kepala batang penis itu menyentuh bibir vaginaku. Namun karna batang zakar Indra memang berukuran super besar, Indra sangat sulit memasukkannnya kedalam celah bibir vaginaku. Padahal jika aku bersetubuh denagn suamiku penis suamiku masih terlalu kekecilan untuk ukuran lubang senggamaku.

Setelah sedikit dipaksa, akhirnya ujung kemaluan Indra berhasil menerobos bibir vaginaku. Ya ampun, aku menggeliat hebat ketika ujung penis yang besra itu mulai menerobos masuk. Walau
pun mulanya sedikit perih, tetapi selanjutnya rasa nikmatnya sungguh tada tiara. Seperti janji Indra, penisnya berukuran jumbo itu hanya hanya digesek-gesekan dibibir vagina saja. Meskipun hanya begitu, kenikamatan yang kurasa betul-betul membuatku hampir teriak histeris. Sungguh batang zakar Indra itu luar biasa nikmatnya.

Indra terus menerus mamaju-mundurkan batang penis sebatas dibibir vagina. keringat kami berdua semakin deras mengalir, semenatara mulut kami masih terus berpagutan.
” Ayoohh.. ngoommoong saayang, giimaanna raasaanyaa..? ” Kata Indra tersengal-sengal.
” Oohh.. teeruuss.. Ndraa.. teeruss..! ujarku sama-sama tersengal.

Entah bagaimana awal mulanya, tiba-tiba kurasakan batang kemaluan yang besar itu telah amblas semua kevaginaku. Bless, perlahan tapi pasti abtang kemaluan yang besar itu melesak kedalam libang kemaluanku. Vaginaku terasa penuh sesak oleh batang penis Indra yang sangat-sangat besar itu.
“Lohh..? Ndraa..! Dimaassuukiin seemmua yah..? ” Tanyaku.
” Taanguung, saayang. Aku nggak tahhan..! ” Ujarnya dengan terus memompa vaginaku secara perlahan.

Entahlah,kali ini aku tidak protes. Ketika batang penis itu amblas semua divaginaku, aku hanya dapat terengah-engah dan merasakan kenikmatan yang kini semakin tertahankan. Begitu besarnya penis si Indra, sehingga lubang vaginaku terasa sangat sempit. Sementara karna tubuhnya yang berat, batang penis Indra semakin tertekan kedalam vaginaku dan melesak hingga kedasar rongga vaginaku. Sangat terasa sekali bagaimana rasanya batang zakar menggesek-gesek dinding vaginaku.

Tanpa sadar aku pun mengimbangi genjotan Indra dengan menggoyang pantatku. Kini tubuh rampingku seperti timbul tenggelam diatas kasur busa ditindih oleh tubuh besar dan kekearnya Indra. Semakin lama, genjotan Indra semakin cepat dan keras, sehingga badanku tersentak-sentak dengan hebat. Clep.. , clep.. , clep.. , cleep.. , begitulah bunyi batang zakar Indra yang terus memompa selangkanganku.

” Teerruss Nndraa..! Aakuu.. nggaak.. kuuaatt..! ” Erangku berulang-ulang.
Sungguh ini permainan seks yang paling nikmat yang pernah kurasakan dalam sepuluh tahun ini.
Aku sudah tidak berpikir lagi tentang kesetiaan kepada suamiku. Indra benar-benar telah menenggelamkan aku dalam gelombang kenikmatan. Persetan, toh suamiku sendiri sudah tak bisa lagi memberikan aku kepuasan sedahsyat dan kenikmatan seperti ini.

Tidak berapa lama kemudian, aku merasakan nikmat yang luar biasa disekujur tubuhku. Badanku mengelepar-gelepar dibawah genjcetan tubuh Indra. Seketika itu seperti tidak sadar, kuciumi lebih berani bibir Indra dan kupeluk erat-erat.
” Nndraa.. aakkuu.. haampiir.. oorrgaassmmee..! ” desahku ketika hampir mencapai puncak kenikamatan. Tahu aku hampir orgasme, Indra semakin kencang menghunjam-hunjamkan batang kejantanannya keselangkanganku.

Saat itu tubuhku semakin meronta-ronta dibawah dekapan Indra yang kuat. Akibatnya, tidak lama kemudian aku benar-benar mencapai klimaks.
” Kaalauu.. uudahh.. orrgassme.. ngoommoong.. saayaang.. biaarr.. aakuu.. ikuut.. puuaas.! ”
Desah indra.
” ooh.. aauuhh.. aakkuu.. klimaks.. Nndraa..! ” Jawabku.
Seketika dengan refleks tangan kananku menjambak rambut Indra, sedangkan tangan kiriku memeluknya erat-erat. Pantatku kunaikkan keatas agar batang kemaluan si Indra dapat menancap sedalam-dalamnya.

Setelah kenikmatan puncak itu, tubuhku melemas denagn sendirinya. Indra juga menghentikan genjotannya.
” Aku belum keluar sayang.. Tahan sebentar ya.. Aku terusin dulu..! ” Ujarnya lembut sambil mengecup pipiku.
Gila aku bisa orgasme walaupun posisiku dibawah. Padahal jika dengan suamiku, untuk orgasme aku harus berposisi diatas dulu. Tentu saja ini semua karna Indra yang ajuh lebih perkasa diabandingkan suamiku. Walau pun usia mereka trerpaut jauh dan Indra jauh lebih muda. Selain itu batan kejantanannya memang sangat luar biasa besar dan nikmat luar biasa buat vagina perempuan.

Meskipun kurasakan sedikit ngilu, kubiarkan Indra memompa terus lubang vaginaku. Karena lelah, aku pasif saja saat Indra terus menggumuliku. Tanpa perlawanan, kini badanku yang kecil dan ramping benar-benar tenggelam ditindih tubuh atletis Indra. Clep.. clep.. clep.. clep. Kulirik kebawah untuk melihat vaginaku yang dihajar batang kejantanan Indra. Gila, vaginaku dimasuki penis sebesar itu. Dan yang lebih gila lagi, batang zakar besar seperti itu nikmatnya tiada terkira.

Indra semakin lama semakin kencang memompanya penisnya. Sementara mulutnya tidak henti-hentinya menciumi pipi, bibir dan buah dadaku. Mendapat rangsangan tanpa henti seperti itu tiba-tiba nafsuku bangkit kembali. Kurasakan kenikmatan mulai merambat lagi dari selangkanganku yang dengan kencang dipompa si Indra. Maka aku balik membalas ciuman Indra, semantara pantatku kembali berputar-putar mengimbangi penis Indra yang masih perkasa menusuk-nusuk lubang vaginaku.

” Iibuu ingiin.. lagii..? ” Tanya Indra.
” Eehh..” Hanya itu jawabku.
Kini kami kembali mengelapar-gelepar bersama.

Tiba-tiba Indra bergulung, sehingga posisinya kini berbalik, aku diatas, Indra dibawah.
” Ayoohh gaantii..! Iibu seekaarang di ataass..” Kata Indra.
Dengan posisi tubuh diatas Indra, pantatku kuputar-putar, maju-mundur, kiri-kanan, untuk mengocok batang penis Indra yang masih mengacung dilubang vaginaku. Dengan masih malu-malu aku juga ganti menjilati leher dan puting Indra. Indra yang telentang dibawahku hanya dapat merem-melek karna kenikmatan yang kuberikan.

” Tuuh.. biisaa kaan..! Kaatanya taa.. dii.. nggak.. bisa.. , ” Kata si Indra sambil membalas menciumku dan meremas-remas buah dadaku.
Hanya selang lima menit saat aku diatas tubuh Indra, lagi-lagi kenimatan tak terkira menderaku. Aku semakin kuat menghunjam-hunjamkan vaginaku kebatang penis Indra. Tubuhku yang ramping makin erat mendekap Indra. Aku juga semakin liart membalas ciuman Indra.

” Nddraa.. aakuu.. haampiir.. orgasme.. laaggii.. ssaayaang..! ” Kataku terengah-engah.
Tahu kalau aku akan orgasme untuk yang kedua kalinya, Indra langsung bergulung membalikku, sehingga aku kembali dibawah. Dengan napas yang terengah-engah, Indra yang telah berada diatas tubuhku semakin cepat memompa selangkanganku. Tak ayal lagi, rasa nikmat tiada tara terasa disekujur tubuhku. Lalu rasa nikmat itu seperti mengalir dan berkumpul ke selangkanganku. Indra kupeluk sekuat tenaga, sementara napasku semakin tak menentu.

” Kalau mau 0rgasmee ngomong sayang, biaar lepaass..! ” Desah indra.
Karna tidak kuat lagi menahan nikmat, aku pun mengerang keras.
” Teruss.. , teruss.. , akuu.. orgasmee Ndraa..! ” Desahku, sementara tubuhku masih terus menggelepar-gelepar dalam tindihan tubuh Indra.

Belum reda kenikmatan klimaks yang kurasakan, tiba-tiba Indra mendengus-dengus semakin cepat. Tangan kekarnya mendekapku erat-erat seperti ingin meremukkan tulang-tulangku. Ia benar-benar membuatku tak bisa bergerak, dan napasnya terus memburu. Genjotannya di vaginaku semakin cepat dan keras. Kemudian tubuhnya bergetar hebat.

” Buu.. , akuu.. , maauu.. , keluuarr sayang..! ” Erangnya tidak tertahankan lagi.
Melihat Indra yang hampir keluar, pantatku kuputar-putar semakin cepat. Aku juga semakin erat memeluknya. Crot.. crot.. crot..! Sperma Indra terasa sangat deras muncrat dilubang vaginaku. Indra memajukan pantatnya sekuat tenaga, sehingga batang kejantanannya benar-benar menancap sedalam-dalamnya di lubang kemaluanku. Aku merasa lubang vaginaku terasa sangat hangat oleh cairan sperma yang mengucur dari kemaluan si Indra.

Gila, sperma Indra luar biasa banyaknya, sehingga seluruh lubang vaginaku terasa basah kuyup. Bahkan karna sangking banyaknya, sperma Indra belepotan hingga ke bibir vagina dan pahaku. Berangsur-angsur gelora kenikmatan itu mulai menurun.

Untuk beberapa saat Indra masih menindihku, keringat kami pun masih bercucuran. setelah itu ia berguling kesampingku. Aku termenung menatap langit-langit kamar. Begitu pun dengan Indra. Ada sesal yang mengendap dihatiku. Kenapa aku harus menodai kesetiaan terhadap perkimpoianku, itulah pertanyaan yang bertalu-talu mengetuk perasaanku.

” Maafkan aku Bu Tika. Aku telah khilaf dan memaksa Ibu melakukan perbuatan ini ” Ujar Indra denagn lirih.
Aku tidak menjawab, kami berdua kembali termenung dalam alm pikiran masing-masing. Bermenit-menit kemudian tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut kami berdua.

” Heei suadah siang lho.. ayo pulang..! ” Teriak kawan Indra disertai ketoak pada pintu.
Denagn masih tetap diam, aku dan Indra segera beranjak, berbenah lalu berjalan keluar kamar. Tanpa kata-kata pula Indra mengecup bibirku saat pintu kamar akan dibuka.
” Hayo Ndra, kamu apain Bu Atika sampai pintunya ditutup segala ” Kelakar kawan Indra.
” Ah nggak apa-apa kok, kami cuma ketiduran tadi ” Jawabku degan perasaan malu. Sementara Indra cuma tersenyum.

Seminggu sejak kejadian itu rasa sesal masih menderaku. Tetapi menginjak minggu kedua muncul rasa rindu pada Indra. Dadaku sering berdebar-debar kalau mengingat kenikamatan luar biasa yang telah diberikan Indra. Aku selalu terbayang keperkasaan Indra diatas ranjang, yang itu semua tidak dimiliki oleh suamiku yang dimakan usia. Sementara aku yang rajin merawat tubuh malah makin ingin merasakan kenikmatan yang lebih.

Maka sejak itu aku sering jalan-jalan dengan Indra. Bahkan hampir rutin sebulan 2 sampai 4 kali aku melepas hasrat pada Indra yang selalu melayaniku. Dan dtiap kencan selalu saja ada hal-hal baru yang membuatku semakin terikat oleh keperkasaannya. Saat menulis cerita ini pun beberapa kali harus terhenti karena Indra dan aku sudah sangat terangsang.

Foto Cewek Bispak Ekslusif Jakarta Body Mantap Siap Booking

$
0
0
Foto Bispak Mahal Cantik Body Mulus Buat Tahun Baruan

 

Foto Bispak Mahal Cantik Body Mulus Buat Tahun Baruan

 

 

Foto Bispak Mahal Cantik Body Mulus Buat Tahun Baruan

 

 

 

 

Foto Bispak Mahal Cantik Body Mulus Buat Tahun Baruan

  

 

 

 

Foto Bispak Mahal Cantik Body Mulus Buat Tahun Baruan

 


Foto Bugil Istri Simpanan Pejabat Bandung Cantik Mulus (Hot)

Foto memek memek janda indonesia terbaru

$
0
0

Kumpulan foto model nakal hot, foto seksi abg nakal, foto tante girang nakal, foto cewek seksi, foto hot artis nakal, koleksi foto model dewasa, gambar bugil cewek terbaru, foto cewek nakal, foto hot abg bispak, gambar bugil tante girang, foto hot cewek nakal, gambar hot abg seksi, Koleksi foto model, foto indonesia cantik, foto model majalah, model seksi hot, kumpulan foto model, koleksi foto hot, koleksi foto cewek nakal, kumpulan video tante nakal, video hot terbaru, model seksi, Pose Hot Tante Adela di Majalah Dewasa Nakal

Cerita Seks Terbaru

VIDEO BOKEP TERBARU

Video Bokep dan Foto Artis Nakal Telanjang

Klik Gambarnya Untuk Memperbesar

Cerita Ngentot di sebuah Cafe

$
0
0

Malam itu aku dinner dengan clientku di sebuah cafe. Sebuah band tampil menghibur pengunjung cafe dengan musik jazz. Lagu “I’m Old Fashioned” dimainkan dengan cukup baik. Aku memperhatikan sang penyanyi. Seorang gadis berusia kira-kira 26 tahun. Suaranya memang sangat jazzy. Gadis ini wajahnya tidak terlalu cantik. Tingginya kurang lebih 160 cm/55 kg. Tubuhnya padat berisi. Ukuran payudaranya sekitar 36B. Kelebihannya adalah lesung pipitnya. Senyumnya manis dan matanya berbinar indah. Cukup seksi. Apalagi suaranya. Membuat telingaku fresh.

“Para pengunjung sekalian.. Malam ini saya, Felicia bersama band akan menemani anda semua. Jika ada yang ingin bernyanyi bersama saya, mari.. saya persilakan. Atau jika ingin request lagu.. silakan”.

Penyanyi yang ternyata bernama Felicia itu mulai menyapa pengunjung Cafe. Aku hanya tertarik mendengar suaranya. Percakapan dengan client menyita perhatianku. Sampai kemudian telingaku menangkap perubahan cara bermain dari sang keyboardist. Aku melihat ke arah band tersebut dan melihat Felicia ternyata bermain keyboard juga.

Felicia bermain solo keyboard sambil menyanyikan lagu “All of Me”. Lagu Jazz yang sangat sederhana. Aku menikmati semua jenis musik dan berusaha mengerti semua jenis musik. Termasuk jazz yang memang ‘brain music’. Musik cerdas yang membuat otakku berpikir setiap mendengarnya. Felicia ternyata bermain sangat aman. Aku terkesima menemukan seorang penyanyi cafe yang mampu bermain keyboard dengan baik. Tiba-tiba aku menjadi sangat tertarik dengan Felicia. Aku menuliskan request laguku dan memberikannya melalui pelayan cafe tersebut.

“The Boy From Ipanema, please.. And your cellular number. 081xx. From Boy.”, tulisku di kertas request sekaligus menuliskan nomor HP-ku. Aku melanjutkan percakapan dengan clientku dan tak lama kemudian aku mendengar suara Felicia.
“The Boy From Ipanema.. Untuk Mr. Boy..?”

Bahasa tubuh Felicia menunjukkan bahwa dia ingin tahu dimana aku duduk. Aku melambaikan tanganku dan tersenyum ke arahnya. Posisi dudukku tepat di depan band tersebut. Jadi, dengan jelas Felicia bisa melihatku. Kulihat Felicia membalas senyumku. Dia mulai memainkan keyboardnya. Sambil bermain dan bernyanyi, matanya menatapku. Aku pun menatapnya. Untuk menggodanya, aku mengedipkan mataku. Aku kembali berbicara dengan clientku. Tak lama kudengar suara Felicia menghilang dan berganti dengan suara penyanyi pria. Kulihat sekilas Felicia tidak nampak. Tit.. Tit.. Tit.. SMS di HP-ku berbunyi.

“Felicia.” tampak pesan SMS di HP-ku. Wah.. Felicia meresponsku. Segera kutelepon dia.
“Hai.. Aku Boy. Kau dimana, Felicia?”
“Hi Boy. Aku di belakang. Ke kamar mandi. Kenapa ingin tahu HP-ku?”
“Aku tertarik denganmu. Suaramu sexy.. Sesexy penampilanmu” kataku terus terang. Kudengar tawa ringan dari Felicia.
“Rayuan ala Boy, nih?”
“Lho.. Bukan rayuan kok. Tetapi pujian yang pantas buatmu yang memang sexy.. Oh ya, pulang dari cafe jam berapa? Aku antar pulang ya?”
“Jam 24.00. Boleh. Tapi kulihat kau dengan temanmu?”
“Oh.. dia clientku. Sebentar lagi dia pulang kok. Aku hanya mengantarnya sampai parkir mobil. Bagaimana?”
“Okay.. Aku tunggu ya.”
“Okay.. See you soon, sexy..”

Aku melanjutkan sebentar percakapan dengan client dan kemudian mengantarkannya ke tempat parkir mobil. Setelah clientku pulang aku kembali ke cafe. Waktu masih menunjukkan pukul 23.30. Masih 30 menit lagi. Aku kembali duduk dan memesan hot tea. 30 menit aku habiskan dengan memandang Felicia yang menyanyi. Mataku terus menatap matanya sambil sesekali aku tersenyum. Kulihat Felicia dengan percaya diri membalas tatapanku. Gadis ini menarik hingga membuatku ingin mencumbunya.

Dalam perjalanan mengantarkan Felicia pulang, aku sengaja menyalakan AC mobil cukup besar sehingga suhu dalam mobil dingin sekali. Felicia tampak menggigil.

“Boy, AC-nya dikecilin yah?” tangan Felicia sambil meraih tombol AC untuk menaikkan suhu. Tanganku segera menahan tangannya. Kesempatan untuk memegang tangannya.
“Jangan.. Udah dekat rumahmu kan? Aku tidak tahan panas. Suhu segini aku baru bisa. Kalau kamu naikkan, aku tidak tahan..” alasanku.

Aku memang ingin membuat Felicia kedinginan. Kulihat Felicia bisa mengerti. Tangan kiriku masih memegang tangannya. Kuusap perlahan. Felicia diam saja.

“Kugosok ya.. Biar hangat..” kataku datar. Aku memberinya stimuli ringan. Felica tersenyum. Dia tidak menolak.
“Ya.. Boleh. Habis dingin banget. Oh ya, kamu suka jazz juga ya?”
“Hampir semua musik aku suka. Oh ya, baru kali ini aku melihat penyanyi jazz wanita yang bisa bermain keyboard. Mainmu asyik lagi.”
“Haha.. Ini malam pertama aku main keyboard sambil menyanyi.”
“Oh ya? Tapi tidak terlihat canggung. Oh ya, kudengar tadi mainmu banyak memakai scale altered dominant ya?” aku kemudian memainkan tangan kiriku di tangannya seolah-olah aku bermain piano.
“What a Boy! Kamu tahu jazz scale juga? Kamu bisa main piano yah?” Felicia tampak terkejut. Mukanya terlihat penasaran.
“Yah, dulu main klasik. Lalu tertarik jazz. Belum mahir kok.” Aku berhenti di depan rumah Felicia.
“Tinggal dengan siapa?” tanyaku ketika kami masuk ke rumahnya. Ya, aku menerima ajakannya untuk masuk sebentar walaupun ini sudah hampir jam 1 pagi.
“Aku kontrak rumah ini dengan beberapa temanku sesama penyanyi cafe. Lainnya belum pulang semua. Mungkin sekalian kencan dengan pacarnya.”

Felicia masuk kamarnya untuk mengganti baju. Aku tidak mendengar suara pintu kamar dikunci. Wah, kebetulan. Atau Felicia memang memancingku? Aku segera berdiri dan nekat membuka pintu kamarnya. Benar! Felicia berdiri hanya dengan bra dan celana dalam. Di tangannya ada sebuah kaos. Kukira Felicia akan berteriak terkejut atau marah. Ternyata tidak. Dengan santai dia tersenyum.

“Maaf.. Aku mau tanya kamar mandi dimana?” tanyaku mencari alasan. Justru aku yang gugup melihat pemandangan indah di depanku.
“Di kamarku ada kamar mandinya kok. Masuk aja.”

Wah.. Lampu hijau nih. Di kamarnya aku melihat ada sebuah keyboard. Aku tidak jadi ke kamar mandi malah memainkan keyboardnya. Aku memainkan lagu “Body and Soul” sambil menyanyi lembut. Suaraku biasa saja juga permainanku. Tapi aku yakin Felicia akan tertarik. Beberapa kali aku membuat kesalahan yang kusengaja. Aku ingin melihat reaksi Felicia.

“Salah tuh mainnya.” komentar Felicia. Dia ikut bernyanyi.
“Ajarin dong..” kataku.

Dengan segera Felicia mengajariku memainkan keyboardnya. Aku duduk sedangkan Felicia berdiri membelakangiku. Dengan posisi seperti memelukku dari belakang, dia menunjukkan sekilas notasi yang benar. Aku bisa merasakan nafasnya di leherku. Wah.. Sudah jam 1 pagi. Aku menimbang-nimbang apa yang harus aku lakukan. Aku memalingkan mukaku. Kini mukaku dan Felicia saling bertatapan. Dekat sekali. Tanganku bergerak memeluk pinggangnya. Kalau ditolak, berarti dia tidak bermaksud apa-apa denganku. Jika dia diam saja, aku boleh melanjutkannya. Kemudian tangannya menepis halus tanganku. Kemudian dia berdiri. Aku ditolak.

“Katanya mau ke kamar mandi?” tanyannya sambil tersenyum. Oh ya.. Aku melupakan alasanku membuka pintu kamarnya.
“Oh ya..” aku berdiri.

Ada rasa sesak di dadaku menerima penolakannya. Tapi aku tak menyerah. Segera kuraih tubuhnya dan kupeluk. Kemudian kuangkat ke kamar mandi!

“Eh.. Eh, apa-apaan ini?” Felicia terkejut. Aku tertawa saja.

Kubawa dia ke kamar mandi dan kusiram dengan air! Biarlah. Kalau mau marah ya aku terima saja. Yang jelas aku terus berusaha mendapatkannya. Ternyata Felicia malah tertawa. Dia membalas menyiramku dan kami sama-sama basah kuyup. Segera aku menyandarkannya ke dinding kamar mandi dan menciumnya!

Felicia membalas ciumanku. Bibir kami saling memagut. Sungguh nikmat bercumbu di suhu dingin dan basah kuyup. Bibir kami saling berlomba memberikan kehangatan. Tanganku merain kaosnya dan membukanya. Kemudian bra dan celana pendeknya. Sementara Felicia juga membuka kaos dan celanaku. Kami sama-sama tinggal hanya memakai celana dalam. Sambil terus mencumbunya, tangan kananku meraba, meremas lembut dan merangsang payudaranya. Sementara tangan kiriku meremas bongkahan pantatnya dan sesekali menyelinap ke belahan pantatnya. Dari pantatnya aku bisa meraih vaginanya. Menggosok-gosoknya dengan jariku.

“Agh..” kudengar rintihan Felicia. Nafasnya mulai memburu. Suaranya sexy sekali. Berat dan basah. Perlahan aku merasakan penisku ereksi.
“Egh..” aku menahan nafas ketika kurasakan tangan Felicia menggenggam batang penisku dan meremasnya.

Tak lama dia mengocok penisku hingga membuatku makin terangsang. Tubuh Felicia kuangkat dan kududukkan di bak air. Cukup sulit bercinta di kamar mandi. Licin dan tidak bisa berbaring. Sewaktu Felicia duduk, aku hanya bisa merangsang payudara dan mencumbunya. Sementara pantat dan vaginanya tidak bisa kuraih. Felicia tidak mau duduk. Dia berdiri lagi dan menciumi puting dadaku!

Ternyata enak juga rasanya. Baru kali ini putingku dicium dan dijilat. Felicia cukup aktif. Tangannya tak pernah melepas penisku. Terus dikocok dan diremasnya. Sambil melakukannya, badannya bergoyang-goyang seakan-akan dia sedang menari dan menikmati musik. Merasa terganggu dengan celana dalam, aku melepasnya dan juga melepas celana dalam Felicia. Kami bercumbu kembali. Lidahku menekan lidahnya. Kami saling menjilat dan menghisap.

Rintihan kecil dan desahan nafas kami saling bergantian membuat alunan musik birahi di kamar mandi. Suhu yang dingin membuat kami saling merapat mencari kehangatan. Ada sensasi yang berbeda bercinta ketika dalam keadaan basah. Waktu bercumbu, ada rasa ‘air’ yang membuat ciuman berbeda rasanya dari biasanya.

Aku menyalakan shower dan kemudian di bawah air yang mengucur dari shower, kami semakin hangat merapat dan saling merangsang. Aliran air yang membasahi rambut, wajah dan seluruh tubuh, membuat tubuh kami makin panas. Makin bergairah. Kedua tanganku meraih pantatnya dan kuremas agak keras, sementara bibirku melumat makin ganas bibir Felicia. Sesekali Felicia menggigit bibirku. Perlahan tanganku merayap naik sambil memijat ringan pinggang, punggung dan bahu Felicia. Dari bahasa tubuhnya, Felicia sangat menikmati pijatanku.

“Ogh.. Its nice, Boy.. Och..” Felicia mengerang.

Lidahku mulai menjilati telinganya. Felicia menggelinjang geli. Tangannya ikut meremas pantatku. Aku merasakan payudara Felicia makin tegang. Payudara dan putingnya terlihat begitu seksi. Menantang dengan puting yang menonjol coklat kemerahan.

“Payudaramu seksi sekali, Felicia.. Ingin kumakan rasanya..” candaku sambil tertawa ringan. Felicia memainkan bola matanya dengan genit.
“Makan aja kalo suka..” bisiknya di telingaku.
“Enak lho..” sambungnya sambil menjilat telingaku. Ugh.. Darahku berdesir. Perlahan ujung lidahku mendekati putingnya. Aku menjilatnya persis di ujung putingnya.
“Ergh..” desah Felicia. Caraku menjilatnya lah yang membuatnya mengerang.

Mulai dari ujung lidah sampai akhirnya dengan seluruh lidahku, aku menjilatnya. Kemudian aku menghisapnya dengan lembut, agak kuat dan akhirnya kuat. Tak lama kemudian Felicia kemudian membuka kakinya dan membimbing penisku memasuki vaginanya.

“Ough.. Enak.. Ayo, Boy” Felicia memintaku mulai beraksi.

Penisku perlahan menembus vaginanya. Aku mulai mengocoknya. Maju-mundur, berputar, Sambil bibir kami saling melumat. Aku berusaha keras membuatnya merasakan kenikmatan. Felicia dengan terampil mengikuti tempo kocokanku. Kamu bekerja sama dengan harmonis saling memberi dan mendapatkan kenikmatan. Vaginanya masih rapat sekali. Mirip dengan Ria. Apakah begini rasanya perawan? Entahlah. Aku belum pernah bercinta dengan perawan, kecuali dengan Ria yang selaput daranya tembus oleh jari pacarnya.

“Agh.. Agh..” Felicia mengerang keras. Lama kelamaan suaranya makin keras.
“Come on, Boy.. Fuck me..” ceracaunya.

Rupanya Felicia adalah tipe wanita yang bersuara keras ketika bercinta. Bagiku menyenangkan juga mendengar suaranya. Membuatku terpacu lebih hebat menghunjamkan penisku. Lama-lama tempoku makin cepat. Beberapa saat kemudian aku berhenti. Mengatur nafas dan mengubah posisi kami. Felicia menungging dan aku ‘menyerangnya’ dari belakang. Doggy style. Kulihat payudara Felicia sedikit terayun-ayun. Seksi sekali. Dengan usil jariku meraba anusnya, kemudian memasukkan jariku.

“Hey.. Perih tau!” teriak Felicia. Aku tertawa.
“Sorry.. Kupikir enak rasanya..” Aku menghentikan memasukkan jari ke anusnya tetapi tetap bermain-main di sekitar anusnya hingga membuatnya geli.

Cukup lama kami berpacu dalam birahi. Aku merasakan saat-saat orgasmeku hampir tiba. Aku berusaha keras mengatur ritme dan nafasku.

“Aku mau nyampe, Felicia..”
“Keluarin di dalam aja. Udah lama aku tidak merasakan semburan cairan pria” Aku agak terhenti. Gila, keluarin di dalam. Kalau hamil gimana, pikirku.
“Aman, Boy. Aku ada obat anti hamil kok..” Felicia meyakinkanku. Aku yang tidak yakin. Tapi masa bodoh ah. Dia yang menjamin, kan? Kukocok lagi dengan gencar. Felicia berteriak makin keras.
“Yes.. Aku juga hampir sampe, Boy.. come on.. come on.. oh yeah..”

Saat-saat itu makin dekat.. Aku mengejarnya. Kenikmatan tiada tara. Membuat saraf-saraf penisku kegirangan. Srr.. Srr..

“Aku orgasme. Sesaat kemudian kurasakan tubuh Felicia makin bergetar hebat. Aku berusaha keras menahan ereksiku. Tubuhku terkejang-kejang mengalami puncak kenikmatan.
“Aarrgghh.. Yeeaahh..” Felicia menyusulku orgasme.

Dia menjerit kuat sekali kemudian membalikkan badannya dan memelukku. Kami kemudian bercumbu lagi. Saatnya after orgasm service. Tanganku memijat tubuhnya, memijat kepalanya dan mencumbu hidung, pipi, leher, payudara dan kemudian perutnya. Aku membuatnya kegelian ketika hidungku bermain-main di perutnya. Kemudian kuangkat dia. Mengambil handuk dan mengeringkan tubuh kami berdua. Sambil terus mencuri-curi ciuman dan rabaan, kami saling menggosok tubuh kami. Dengan tubuh telanjang aku mengangkatnya ke tempat tidur, membaringkannya dan kembali menciumnya. Felicia tersenyum puas. Matanya berbinar-binar.

“Thanks Boy.. Sudah lama sekali aku tidak bercinta. Kamu berhasil memuaskanku..”

Pujian yang tulus. Aku tersenyum. Aku merasa belum hebat bercinta. Aku hanya berusaha melayani setiap wanita yang bercinta denganku. Memperhatikan kebutuhannya.

Aku sangat terkejut ketika tiba-tiba pintu kamar terbuka. Sial, kami tadi lupa mengunci pintu!! Seorang wanita muncul. Aku tidak sempat lagi menutupi tubuh telanjangku.

“Ups.. Gak usah terkejut. Dari tadi aku udah dengar teriakan Felicia. Tadi malah sudah mengintip kalian di kamar mandi..” kata wanita itu. Aku kecolongan. Tapi apa boleh buat. Biarkan saja. Kulihat Felicia tertawa.
“Kenalin, dia Gladys. Mbak.. Dia Boy.” aku menganggukkan kepalaku padanya.
“Hi Gladys..” sapaku.

Kemudian aku berdiri. Dengan penis lemas terayun aku mencari kaos dan celana pendek Felicia dan memakainya. Gladys masuk ke kamar. Busyet, ni anak tenang sekali, Pikirku. Sudah jam 2 pagi. Aku harus pulang.

Foto Memek Anak SMP Pecah Perawan

Foto Cewek Amoy Bening Lagi Ngentot

ngentot yang nikmat,ani perawan

$
0
0

Aku seorang mahasiswa berumur 21 tahun. Pada saat liburan semester aku pulang ke kampungku di Garut. Untuk mengatasi kejenuhan, aku jalan-jalan di kota tersebut. Dan masuk ke sebuah pusat belanja di kota kecil itu. Secara tak sengaja aku memandangi seorang gadis yang bisa dikatakan cantik. Wajahnya memancarkan kecantikan alami yang jarang ditemui pada seorang gadis kota.

Singkat cerita kami berkenalan. Namanya Ani, berumur 16 tahun. Duh, senang sekali aku bisa kenalan dengan gadis seperti dia. Bulan demi bulan telah berlalu, kamipun semakin akrab dan sering berhubungan lewat telepon. Singkat kata, kamipun sepakat untuk menjadi sepasang kekasih.

Pada liburan semester selanjutnya, kami berjanji bertemu di rumahnya. Rumahnya sih sederhana, maklum bapaknya hanya pedagang kecil, tapi bukan itu yang aku lihat. Malam itu kami berdua menonton layar tancap, hal yang sebenarnya cukup simple tapi yah namanya juga lagi kasmaran. Kami pulang jam sembilan malam atas keinginan Ani. Ternyata sampai di rumah pacarku, kami hanya menerima titipan kunci rumah. Keluarganya sedang pergi menegok teman ayah pacarku yang sedang sakit keras.
Malam itu dingin sekali, Ani permisi untuk ganti pakaian. Saat kulihat Ani dengan pakaiannya yang sederhana itu aku terpaku, betapa cantik dan anggunnya dia walaupun hanya memakai pakaian biasa. Aneh, ada seuatu yang aneh yang menjalar ke perasaanku.
“Lho, ada apa Kang?”, tanya Ani.
“Ah, nggak ada apa-apa!”, jawabku.
“Kok melihat Ani terus?”, tanyanya lagi.
“Ngak kok!”, jawabku.
“Kamu cantik, An”.
“Ah Akang!”, katanya lagi dengan tersipu.
Lama kami berpandangan, dan aku mulai mendekati dirinya. Aku pegang tangannya, lalu kuraba, betapa lembut tangannya. Kami saling berpegangan, meraba dan membelai. Perlahan kubuka pakaiannya satu persatu, kulihat ia dalam keadaan setengah telanjang. Kupandangi dadanya di balik BH putihnya, kupandangi seluruh tubuhnya, kulitnya yang sawo matang.
“Kang, bener Akang cinta ama saya?”, tanyanya lagi.
“Bener, Akang cinta ama kamu!”, jawabku sambil membuka BH dan Celana dalam warna putihnya.
Kini ia polos tanpa satu benangpun menutupi tubuhnya. Kubaringkan ia di tempat tidur, lalu kuciumi seluruh tubuhnya. Tubuh Ani bergetar hebat, menandakan bahwa dia baru pertama kali ini melakukan hubungan seks dengan lawan jenisnya.
Lalu kubuka selangkangannya dan kumasukkan penisku dengan extra hati-hati. Ani mengerang dengan pasrah, lalu kusuruh ia untuk menggigit bantal agar suaranya tidak kedengaran oleh tetangga. Kugerakkan penisku, maju mundur. Mata Ani merem melek keenakan. Nafasku mulai memburu, dan Ani mulai tidak bisa mengontrol dirinya, dia memegang bantal dengan eratnya, gerakanku semakin cepat, aku ingin sekali menembus pertahanannya yang rapat itu. Kupegangi payudaranya, kujilat, kukulum, dan kurasakan penisku mulai menegang dan, “Cret…, cret…, cret”. Spermaku keluar dengan deras, Ani memelukku dengan erat dan kamipun terbaring kelelahan. Dalam hati aku bertekad untuk menikahi gadis itu, karena aku sangat mencintainya.

Abg Bugil di Kamar


VIDEO Hot PNS Kota BANDUNG Terbaru 2014

cerita ngentot dikoskosan

$
0
0
Cerita ini merupakan pengalaman nyata yang hampir 30 thn aku simpan, sekarang aku berusia 49thn, berkeluarga dgn. 2 anak (masing2 sdh kuliah), pengalaman ini tidak pernah kuceritakan ke istri dan siapapun. Tetapi karena sering membaca Cerita Dewasa, maka aku ingin menceritakannya kepada para pembaca setia Cerita Dewasa.
Kejadian ini terjadi sekitar tahun 1980 s.d 1986 ketika aku mulai kuliah di PT swasta di Jogjakarta. Saat itu aku Hendi (nama samaran) usia 19 thn, tinggi 168cm, berat 60Kg, postur atletis, kulit sawo matang, wajah oval berkumis, potongan rambut bross, teman2 selalu memiripkan aku dengan bintang film Beverly Hills Cop – Freddy Murphy (film layar lebar yang termasuk box office saat itu), setelah lulus SMA di kota Bandung (kami sekeluarga asli jawa timur, tetapi kami 6 bersaudara lahir dan besar di kota Bandung), hijrah ke Jogjakarta tanpa ada family sama sekali untuk mendapatkan sekolah PT swasta, karena tidak diterima di PT. Negeri (saat itu jalur Perintis 1 – 4), aku diterima disalah satu PT. Swasta terkenal di Jogja, jadi aku mencari tempat kos2an yang akhirnya dapat tempat kos dimana sebelumya rumah itu belum pernah menerima kos2an, didaerah Baciro.
Karena rumah tsb. nampak asri banyak tanaman hias, nyaman dan sejuk, aku tertarik untuk kos disitu walaupun tukang becak dan pemilik warung disudut simpang 3 mengatakan: “ itu kan rumah Bu Wahyu, selama ini tidak terima kos2an mas, dia hanya bersama pembantunya, Pak Wahyunya sedang tugas ke Amrik, sedangkan mbak Shinta (anak semata wayang) kuliah di Jakarta, tapi coba aja mas, kayaknya punya 4 kamar kosong dibelakang”
Aku beranikan diri mengebel rumah bu Wahyu, dan yang keluar adalah wanita setengah baya mengenakan kain jarik jogja, usia sekitar 35-40thn, nampak wajahnya bersih berlesung pipit, bertubuh sintal dan mungil, sehingga nampak menarik, ternyata dia adalah pembantunya bu Wahyu: “ disini ga terima kos mas, tapi coba saya tanyakan ke ibu sebentar” (dalam hatiku, wah.. pembatunya bersih juga dan semok bodynya…… he..he).
Beberapa menit kemudian keluarlah bu Wahyu, wah… wah…! aku terbengong kagum, ibu satu anak ini sangat ayu cantik, kulit putih mulus, rambut panjang sepinggang diikat, tinggi sekitar 160cm dan berat sekitar 55kg, dgn tubuh sintal (semok/ bahenol) mengenakan celana jeans ¾ ketat dan kaos puntung (tanpa lengan) ketat sehingga nampak buah dada yang super besar (menurut saya) kenceng/ padat ukuran sekitar 36B dan ketiaknya nampak bersih tidak berambut. Saat itu aku terbayang penyanyi dangdut/ bintang film cantik Shinta Bella, karena bu Wahyu mirip benar dan aku pikir dia adalah bintang film tsb. Nampak bahwa usianya sekitar 30-35thn (lebih muda dari pembantunya), tapi dalam hatiku berpikir heran, kok anaknya sudah kuliah..!?
Ntah alasan apa, bu Wahyu yang katanya tidak terima kos, langsung berkata: “ kebetulan dek ada kamar kosong dibelakang, tapi jangan bulanan yaa, tante maunya per 6 bulan”. Akhirnya aku setuju kos disitu, lagian senang banget suasananya asri, sejuk dan….. ibu kosnya cantik, bahenol… pembantunya juga he..he!
Ternyata hasil ngobrol2 dengan mbok Tini (pembantu yg ternyata usianya 37th), Tante Wahyu itu usianya sudah 46thn (lebih tua dari ibu saya yang 44th), bener2 aku kagum dengan Tante yang bisa merawat tubuh & wajah sehingga terlihat seperti masih usia 30 tahunan, dan Pak Wahyu (50th) tugas ke Amrik 3 thn, ini baru 6 bulan dan pernah pulang sekali saja (2 minggu). Kalau mbak Shinta kuliah di Jakarta sdh 1 thn dan kadang2 pulang sebulan sekali (2hr saja), krn dia selain kuliah juga nyambi kerja di TVRI.
Aku menempati kamar belakang yang terdepan, persis berbatasan dengan pintu ruang keluarga, tetapi pintu masuk kamar tetap diluar ruangan tsb. dan tembok kamarku persis bersebelahan dengan kamar Tante Wahyu. Di ruang keluarga nampak foto2 keluarga Tante yang memang hanya ber 3 : Tante, Om Wahyu dan Shinta yg nampak cakep banget dengan potongan rambut pendek (tomboy) dengan tubuh mirip Tante semok dan buah dadanya super..he..he..! Om Wahyu nampak tinggi ganteng berkumis tipis dan kelihatan jauh lebih tua dari Tante.
Saya perhatikan dan dari cerita2 Mbok Tini, Kegiatan rutin Tante adalah fitness 3 x seminggu, rutin ke salon luluran dan mandi susu, arisan/ kumpul2 seminggu sekali, dan shoping ke supermarket hampir setiap 2 hari sekali. Tante kalau pergi2 sendirian menggunakan mobil Mitsubishi Lancer, serta selalu berpakaian modis layaknya gadis2 SMA/ Mahasiswa dan berkacamata hitam, tentu banyak laki2 yang tertarik memandang wanita secantik tante dengan penampilan seperti itu, padahal usianya sudah 46th.
Hari2 kulalui biasa2 saja dimulai dengan kegiatan Posma (Pekan orientasi mahasiswa) dan dilanjutkan aktif kuliah menggunakan sepeda motor bebek Honda 70cc thn 73 plat D Bandung, sementara 3 kamar kosong disebelah kamarku belum ada penghuninya, sempat aku tanya ke Tante: “ Tante apa perlu aku carikan teman yg mau kos disini, aku carikan cewek yaa … biar Tante ada temen dan aku tambah segar..he..he..”, tapi Tante bilang: “ ga usah dulu Hen, Tante belum biasa dirumah ini banyak orang, lagian tante sudah senang ada teman kamu yg bisa temenin tante sehari-hari…!!!”.
Setelah 1 bulanan berjalan, aku melihat gelagat perilaku Tante berubah sangat perhatian terhadapku dan smakin hari semakin tidak biasa, seperti: sering menanyakan jam kuliah dan pulangku, dan membelikan makanan kecil maupun menyediakan makan malam, padahal aku kan cari makan diluar, jadinya aku sering ga keluar uang makan, ..yah..lumayan..gratis..he..he..! Mulai juga sering diajak mengantar tante dengan mobilnya (kalau aku kosong kuliah) ke Supermarket, fitness, salon di jalan Solo dan nonton film di bioskop Mataram serta kalau hari libur menemani ke tempat wisata Kaliurang. Aku sih senang2 aja, semuanya gratis, dan yg lebih senang jalan dengan tante cantik bahenol dan nampak masih muda, jadi seperti sepasang kekasih yang sedang pacaran aja..ha..ha.., habis tante sering merapatkan tubuhnya ketubuhku kalau sedang berjalan sambil melingkarkan tangannya di lenganku.
Akhirnya karena terbiasa ngobrol2 baik dirumah maupun saat jalan, tante banyak curhat ke aku, mengenai kehidupan sehari-harinya, bahwa dia kesepian sejak suami jauh di Amrik dan jarang pulang, bahkan sampai menceritakan hubungan sexnya dengan suaminya, dimana Tante belum pernah merasakan apa itu orgasme saat berhubungan intim dengan suami selama menikah 22thn, padahal tante libidonya sangat tinggi, jadi selalu ingin berhubungan intim terus. Sejak suami tugas Tante melampiaskam birahinya dengan masturbasi menggunakan Dildo (Penis karet ukuran orang bule, karena pesan dari luar) hampir setiap hari di kamar, dan Tante baru bisa merasakan namanya orgasme dengan Dildo tersebut, sehingga Tante selalu membayangkan bagaimana rasanya orgasme oleh Penis beneran saat berhubungan intim dengan laki-laki kayak apa sih… dan terpikir ingin cari Gigolo untuk merasakan orgasme sesungguhnya, tapi Tante takut tertular penyakit kelamin dan rahasia terbongkar, karena Gigolo adalah orang lain yang tidak dikenal. Aku lebih banyak tertegun mendengar curhatan tante, lagian aku kan ga punya pengalaman apa-apa, pacaran dan ciuman aja belum pernah apalagi berhubungan intim atau ngentot, jadi aku agak kaget dan malu2 merespon curhatan Tante. Aku lebih sering mengatakan ke Tante untuk sering komunikasi dengan suami via telephone dan tambah aktivitas sehari-hari
Suatu saat kami perjalanan ke wisata Kaliurang, sepanjang perjalanan tante mendesak aku mau untuk berhubungan intim dengan Tante, aku sangat kaget dan takut, meskipun ingin juga sih merasakannya kayak apa sih.., apalagi tante sudah pengalaman dan cantik bahenol seperti artis, kebayang juga sih pengen ngentot artis he..he!
“Hen…, tante terus terang sudah ga tahan dengan masturbasi terus setiap hari, tante pengen merasakan Kontol asli Hen…, Tante sudah lama ga di entot kontol beneran..”, aku kaget karena tante secara blak blakan menyebut “Kontol & Ngentot” bikin aku terangsang..! “Kamu belum pernah ya entotan, …..” Aku menggeleng pelan sambil menyetir mobil dan memandang kedepan “jangan takut ntar tante yang ajarin semuanya…kamu pokoknya diam aja ntar tante yang entot kamu, tante yakin kontolmu pasti bisa memuaskan tante … dan kamu juga pasti nanti menikmati”. Aku diam saja sambil menyetir mobil dan tante mengarahkan aku agar masuk ke villa.
Akhirnya kami ginep di villa tsb, saat baru sampai di Villa, Tante ntah bagaimana sudah memeluk aku dan di sofa langsung mengelus2 bagian kontolku meskipun masih bercelana. Aku kaget tapi diam saja, dan tante menciumi leher dan bibirku, aku merasakan terangsang, yg baru pertama kualami dan kontolku langsung menegang krn dielus2 dibagian luar celana oleh tante.
Tante begitu ganasnya membuka seluruh pakaianku yg akhirnya telanjang bulat dalam posisi telentang disofa dengan kontol mengacung ke atas cenut-cenut, sementara tante juga sdh ga tahan, dia telanjang bulat juga yg ntah kapan membuka pakaiannya.
Aku bengong dan kagum dengan tubuh telanjang tante yg mulus putih, teteknya yang super besar sangat kenceng dan padat bagaikan buah melon, perutnya rata, pinggangnya begitu berbentuk lekuk serta bokongnya besar/ bongsor, nampak pahanya begitu padat berisi dan sangat putih mulus membuat aku semakin terangsang, aku melirik keselangkangannya nampak menonjol ke depan dengan ditumbuhi rambut2 hitam kasar yang sangat lebat merambat ke atas bagian perut mendekati pusar semakin tipis dan sebagian rambutnya melebar ke kiri dan kanan mendekati pangkal paha, bener2 sexy banget membuat aku sangat terangsang. Aku tidak sadar tante sudah mengocok-ngocok kontolku dan langsung dijilatinya..aku heran kok tante ga jijik.. trus di kulum2nya kontolku serta di isap2nya, tante menjilati pelirku dan seluruh batang dan kepala kuya kontolku sehingga aku merem melek kenikmatan, sementara kedua tangan Tante sambil mengelus-elus kedua pahaku, “kontolmu panjang dan besar Hen, jembutnya masih tipis2 …sexy banget… tante baru lihat seperti ini hampir ½ batang kontolmu ditumbuhi jembut ouh.., ini jauh lebih besar dari kontolnya om…, huh…Hen keras banget kayak dildo Tante…tante suka banget..dan pasti bisa ketagihan nie…, Ooh..kamu bener2 masih perjaka yaa…tante lihat lubang kontolmu masih bulat sebesar ujung pensil…wah..tante beruntung Hen…!” Sementara tante jongkok disamping sofa sambil menghisiap-hisap kontolku, aku meremas-remas ke dua tetek tante yg kenyal dan padat sehingga tante mendesah-desah sambil kulum2 kontolku, aku juga semakin mengerang-ngerang kenikmatan yg belum pernah alami selama ini. Aku akhirnya merasakan ada sesuatu yang akan mendesak keluar dari kontolku dan terasa sampai saraf kepalaku sehingga aku merasakan suatu kenikmatan yang tiada tara, padahal baru beberapa menit, Tante dengan begitu binalnya terus2an menaik turunkan mulutnya di sepanjang batang kontolku serta meng hisap-hisap kepala kuyaku! “Tante….tante… aku ga tahan tan…pengen keluar…. Oughhhh……Crot..crot..crot….crot… muncrat begitu banyak dan keras didalam mulut Tante, ough…ough…argh..argh… tante…tante…enak banget..ouhk…ouuhhh….”, Tante nampak senang sekali sambil ketawa2 dan cepat2 menjilati dan menelan semua sperma yang keluar dari lubang kontolku serta yang tercecer disepanjang batang kontolku dan spermaku dijilatinya dan telannya sampai bersih seperti menjilati ice cream. Kenikmatan bertambah saat Tante menghisap-hisapi kepala kuyaku dan menjilati sperma yang sudah keluar…ooohhh…ouuhhh…! Itulah pertama kali keperjakaanku direnggut oleh tante kosku, yang usianya sudah 46thn, atau 27 tahun lebih tua dariku yg layaknya sebagai ibuku. Aku benar2 lupa ingatan yang jelas saat itu merasakan suatu kenikmatan dunia yang tiada duanya sambil melayang di awan yang selama ini belum pernah kurasakan.
Tante ga berhenti disitu, setelah kontolku bersih dari sperma Tante tetap mengulum-ngulum kontolku yang akhirnya ga sampai 5 menit kontolku sudah tegang kembali dan aku terangsang lagi pengen rasanya mengeluarkan sperma lagi. Gila memang..tante bener2 pengalaman dan haus sex.. mungkin karena beberapa bulan ga pernah merasakan kontol beneran lagi. Setelah kontolku tegang kembali, tante langsung cepat2 duduk diatas kontolku berhadapan dengan ku dan memegang serta memasukkan kontolku ke memeknya yg rambutnya kasar dan sangat lebat, aku merasakan gesekan saat pertama kontolku masuk ke memeknya tante…..terasa hangat dan ada cairan licin didalam memeknya “ough…ough…nikmat banget..tant” dan akupun mulai mengerti rasanya ngentot itu ternyata nikmat banget bagaikan melayang di awan, makanya tante bener2 menginginkannya, krn sdh lama ga dientot suaminya, “ Hen..kamu tenang aja..ntar kamu akan merasakan kenikmatan yang lebih nikmat dari yang tadi..” Tante semakin mempercepat naik turun diatas kontolku sambil meracau ga karuan apa yang dikatakan…dan bertriak-triak mengerang kenikmatan, dan aku semakin merasakan gesekan memek Tante yang begitu cepat sehingga seluruh saraf tubuhku benar2 menegang dan terasa sangat nikmat dibanding saat kontolku dioral-oral tante tadi.
Beberapa menit kenudian tubuh tante menegang beberapa kali sambil mempercepat naik turun diatas kontolku serta triak-triak:” Hen…hen….Tante ga tahan..Hen..mau keluar…ooohh…oughh..ough…Hen…Hen..argh..argh…Uuuoohhhh Tante sudah….sudah…Argh… hen..hen Ouh…ouhg…ouhg…arrghh….aahhhshh..nikmatnya !” Aku merasakan nikmat dan kontolku semakin merasakan hangatnya cairan mani memek Tante yang keluar berulang-ulang, jadi kenikmatan yang tiada duanya….Aku sedikit heran juga kok kontolku tahan lama juga, mungkin karena tadi sudah keluar sekali. Tante berhenti sejenak sambil merem menikmati klimaxnya “aouuhhh….Hen… tante puas banget… bisa orgasme 2 kali nie..hebat kontolmu enak banget…kontolnya Om ga ada apa-apanya”, kemudian tante minta aku ganti posisi di atas, akupun berputar sekarang posisiku diatas menyodok-nyodokkan kontolku begitu cepat di memek tante… sampai berbunyi clok…clok..clok..begitu, karena memek tante sudah mengeluarkan cairan mani orgasme ber kali2…..sementara tante masih bisa mendesah-desah dan triak triak kecil kenikmatan setiap aku menyodokkan kontolku ke memeknya. Tante nampak masih menginginkan dientot lagi untuk mendapatkan multiorgasme yang selama ini didambakan.
Aku smakin cepet naik turunkan kontolku dan tante triak2 tdk terkontrol sambil bertriak2: ”..trus..trus..trus..hen..yg cepet jgn berhenti.. ough..ough..ough hen..argh..argh…huh..huh.. hen trus2 trus..hen entot tante yg keras henn….hen.. Ough..ough…hen..hen..hen..tante sudah pengen keluar lagi….ga tahan ga tahan..hen..jgn….stop..jgn..stop..jgn.pelan…trus….yang cepet…” aku smakin mempercepat sodokanku scepat cepatnya sampai tante terhentak-hentak! “ Hen… iya….iya..bgitu jangan berhenti…ough…ough…ough…arrrggghhhh….hen…tante….mau…keluar…lagi…….orgasme…..argh……argh…arg…ough…ough..hen..hen ouuuggghhh….ouh..ouh…Hennnn…..ough..ough…ough..ough nikmatnya Hen..tante puas banget…..! ouh….ouh…makasih hen…makasih hen…tante belum pernah orgasme gini kalo sama kontol Om..tante hanya bisa orgasme kalo dgn dildo…ooh…. Kamu hebat hen..tante sayang kamu..! Baru kali ini tante bisa merasakan rasanya orgasme karena sodokan kontol….malahan bisa multiorgasme yang selama ini Tante dambakan, makasih ya sayang..tante pengen terus tambah kalo gini”. Aku berhenti sejenak memberikan kesempatan tante menikmati fase klimax yg didapatnya, setelah beberapa detik kulanjutkan kembali aku menaik turunkan kontolku di memek tante yg dari tadi masih menancap.
Semakin cepat kusodokan beberapa menit kemudian aku merasakan ada desakan dari dalam kontolku yang akan keluar sehingga bisa meraih kenikmatan yang kata Tante lebih nikmat dari yang tadi, aku sdh tidak mendengarkan apa yg diomongin Tante, dan aku semakin cepat menyodok-nyodok memek Tante yang sudah klimax penuh cairan mani karena multiorgasme “ Akh..akh..akh..tante..tante…aku pengen keluar di memek tante…!” Tante langsung mengimbangi dengan gerakan memutar-mutarkan pantatnya dari bawah..sehingga setiap sodokan kontolku bisa masuk penuh ke dalam memeknya. “Ouh….ouh…hen…kamu belum keluar ya hen…sini tante bantu keluarin..” ….sekitar 2 menit kemudian aku ga tahan dan keluar..dengan keras..crot..crot..crot “ough…ough..tante…tante…aku keluar…..ough…ough…haaahhh…nikmat banget tant….”…… “truskan hendi keluarkan yang banyak…. Tante merasakan hangat spermamu di dalam memek Tante..ouhg…enaknya Hen…. Kontolmu…hebat… makasih ya hen….memek tante bisa mendapatkan semprotan sperma perjaka kontolmu…..yg bikin tante awet muda”
Akhirnya kami di villa itu nginep 1 malam, dan kami entotan sepanjang hari ga henti2…Tante Wahyu bener2 ketagihan kontolku dan aku hitung2 kami entotan selama 1 hari 1 malam sebanyak 18 kali…wuih..! Aku ga kepikiran juga…karena setiap aku ngecrot pasti di dalam memek tante…kok tante ga takut hamil yaa…mungkin tante sudah ada penangkalnya..anti hamil.
Selanjutnya sudah bisa diduga..hari2 dirumah kosku hanya entotan..dan entotan lagi dengan tante Wahyu..ga bosan2 nya. Aku sdh tidak bisa menghitung lagi berapa kali aku ngentot tante Wahyu..karena sudah menjadi makanan se hari2.. kecuali kalau Tante lagi mens. Tante selalu minta di entot setiap pagi sebelum dan sesudah aku pulang kuliah, malempun tante minta lagi, itupun bisa 2 s.d 3 kali. Dan itupun dilakukan di kamarnya atau di kamarku, ngumpet2 dari mbok Tini, meskipun aku merasa Mbok Tini pasti sudah tahu, tapi kami berdua cuek aja. Toh mbok Tini juga biasa aja dan cuek kok..!
Aku ga bisa bayangkan, aku setiap hari ngentot tante Wahyu yang usianya pantas menjadi ibuku…. , bahkan 2 tahun lebih tua dari usia ibuku, sudah bersuami dan punya anak sudah seusiaku, serta kalau nanti tante hamil bagaimana…., kan suaminya lagi di Amrik…itu ga pernah terpikir..! Tapi yang jelas sampai saat itu Tante ga pernah hamil tuh..! dan aku benar2 menikmati dengan senang..!
Kadang aku pulang kuliah, tante sudah tidur telanjang di kamarku…aku sudah langsung mengentotnya..rutin seperti tante Wahyu adalah istriku. Kalau malem aku lebih banyak tidur ditempat tidur tante, jadi otomatis tinggal ngentot aja… aku semakin ter gila2 ngentot juga dan ketagihan..kalau ga ngentot rasanya kepala pusing..! Dan kadang aku yang minta tambah berulang-ulang..Tantepun dengan senang hati melayaniku. Saat Tante menspun kalau aku yang minta ngentot, Tante tetap melayaniku dengan meng oral2 dan hisap2 kontolku sampai muncrat dan spermanya Tante telan habis.
Dampaknya aku ga pernah bayar uang kosku lagi (dulu aku hanya bayar 6 bulan pertama), berikutnya ga pernah bayar sama sekali, saat aku mau bayar kos 6 bulan kedua:” Hen…kamu apa2an sih…, Tante ikhlas ngentot sama kamu..Tante bener2 puas dan nikmat ngentot denganmu… Tante bersyukur bisa kenal kamu, jadi Tante bisa mendapatkan orgasme yang selama ini Tante idam2kan…. Kamu anggap rumah ini dan Tante adalah milikmu sendiri… yang setiap saat bisa kamu tiduri…!
Tante sangat berpengalaman, setiap hari aku diberi vitamin2 dan supplement: “ Hen ini harus kamu minum tiap hari yaa.. pagi – siang dan sebelum tidur..nah kalau mau ngentot tante kamu minum yang ini 1 tablet yaa.. jangan lupa lho….supaya kontolmu kuat dan tahan lama… .. kalau loyo..apa kamu ga kasihan sama tante..ntar tante sakit lho..!” Tante cerita bahwa Om Wahyu kalau disuruh minum tablet2 dari Tante ga pernah mau, makanya Tante gemes sama suaminya.
Suatu hari Om Wahyu pulang ke Jogja dari Amrik sekitar 2 minggu. Jadi Tante ga ada kesempatan entotan dengan aku. Akupun lama2 bete ga tahan pengen ngentot tante juga..! Ntah bagaimana..tiba2 suatu malam (om msh ada) skitar jam 01:00 dini hari tante ngetok kamarku dan langsung masuk dalam keadaan telanjang….. nampak wajahnya sayu tapi penuh napsu birahi…dan langsung merogoh kontolku langsung dikulum-kulumnya, aku ya langsung melayani tante tanpa terpikir ada Om Wahyu dikamarnya.. akhirnya kami entotan sepuasnya sampai 2 kali. Dan tante tercapai orgasmenya berkali-kali juga (multiorgasme): “ hen.. makasih yaa.. tadi Om ngentot tante..tapi peltu (nempel metu)..baru nyodok2 beberapa kali sudah ngecrot..pdhl tante belum terangsang..makanya Om langsung bobo2 dan tante minta kontolmu lah yg sudah pasti bisa kasih tante orgasme ber kali2”. Makanya saat aku nyodok memek tante terasa memek tante agak licin ada spermanya Om masih tertinggal di dalam, tapi aku cuek aja, yg penting masih bisa dgn rutin ngentot tante.
Minggu ke dua saat Om Wahyu masih ada, suatu sore yg sepi, aku baru pulang kuliah, mbok Tini tumben menyediakan es juice dan pisang goreng, biasanya kan tante Wahyu yg sediakan. Mbok Tini sambil senyum2 lagi, gelagatnya tidak seperti biasa, tapi tampak Mbok Tini cantik dan tubuhnya sintal, bikin aku terangsang juga nie he..he. Mbok kok sepi…. “ibu dan Bapak sedang pergi ke rumah familynya, kan besok Bapak sdh pulang Amrik lagi”. Wah…aku mbayangin besok sudah bisa secara rutin ngentot tante lagi he..he..! Tiba-tiba “Mas Hendi seneng kan kalau Bapak pulang Amrik lagi….!” Aku heran apa maksud Mbok Tini..! ”Iya.., jadi bisa ngentotin ibu kan…Mbok tahu lah..!”. Aku terkejut dan tdk berkutik dengan perkataan Mbok Tini tadi..aku hanya terdiam dan malu karena Mbok Tini ternyata sudah tahu. “Iya.. lah mas… Mbok tahu ibu sama mas hampir setiap hari entotan..mbok sih seneng aja..ibu jadi bisa tersalurkan birahinya..karena sebelum ada mas Hendi..ibu sering melamun dan di kamar sering masturbasi..mbok sering dengar suara2 birahi ibu, lagian ibu itu birahinya tinggi banget, Bapak ga bisa ngimbangi..kayaknya mas Hendi lah yg bisa ngimbangi..makanya ibu suka di entot mas..” Trus aku dengan perlahan ngomong ke Mbok Tini:” Jadi Mbok mau melaporkan ke Bapak yaa,,?”. Mbok Tini sambil senyum2…bilang..:”yah gak lah Mas… rugi..!”.. Aku bingung dengan perkataan Mbok Tini: “Lho kok rugi..emang ada untungnya untuk Mbok kalau ga dilaporkan?”. Mbok Tini senyum2 gelagat genit:” Kan Mbok juga pengen seperti ibu…Mbok ini sudah menjanda hampir 12 thn Mas…dan punya mbok sudah dianggurin lama..ga ada yang pake..he..he..!, makanya mas… Mbok pengen juga ngerasain kontol Mas Hendi.. Boleh kan?!, Tolong lah Mas.. itu yang dibilang untung tadi mas..makanya Mbok ga akan lapor ke Bapak deh.. asalkan Mas mau ngentot Mbok, lagian mbok belum pernah melahirkan, jadi memek mbok masih orisinil dibanding ibu!” Gila ini mbok…. Omongannya bikin merangsang aku. Aku jadi pengen ngerasain memek yg belum melahirkan, kalau tante kan sudah punya anak 1, itupun rasanya nikmat banget, apalagi yg masih seret kayak memek mbok, aku ngebayangai gitu.
Akhirnya kami berdua masuk kamarku dan aku melayani napsunya Mbok Tini yang menggebu-gebu kehausan kontol, kontolku dikulum-kulum dan diisap-isap si mbok, dan digigit2 gemes oleh Mbok Tini: “ Huwaduh..Mas Hendi..mbok bener2 gemes sama kontol mas…guede dan panjang banget…punya suami mbok aja hanya setengahnya…mbok pengen di entot sekarang mas..” Aku baru sodok2 sekitar 1 menit..si mbok sudah triak2 minta dicepetin dan mencapai klimax…. Mas..mas..trus..trus..cepet..cepet.. mas… mbok dah mau keluar…ough…ough…argk…argk…maaassss……mbok keluar..aahhh….. nikmat banget mas..” Tapi aku memang merasakan kenikmatan yang lebih memek simbok dibandingkan memek tante, memek mbok Tini masih sempit banget, td waktu pertama kontolku masuk ke memek si mbok, si mbok triak2 kesakitan;’ Akh..akh..mas..pelan2..memek mbok masih belum merekah masih sempit..” Tp setelah merekah, aku yg kenikmatan gesekan bibir memeknya bener2..lebih nikmat dari punya tante yang menurutku sudah enak..ternyata memek si mbok lebih nikmat, makanya akhirnya aku juga cepet orgasme sangking nikmatnya memek di mbok, inipun spermaku kukeluarkan didalam memek si Mbok:” mas…mas…….kalau mas ntar klimax keluarin didalam memek Mbok aja… Memek Mbok dah lama ga ngerasain semprotan sperma..pasti nikmat..!”
Akhirnya hari2 kulalui dengan secara rutin ngentot tante dan Mbok Tini. Kalau Tante ga ada dirumah, biasanya tante arisan bulanan, ke fitness dan salon, aku pasti ngentot mbok Tini, yg selalu stand by saat Tante pergi: “ mas…tante pergi lho..sekitar 2 jam lagi biasanya baru pulang”, bgitulah he..he.., aku langsung ngentot si mbok di dapur, di meja makan, di kamarnya, kamarku atau di di garasi, semauku saat ketemu mbok dimanapun. Aku merasakan bahwa memek mbok Tini memang enak dan nikmat banget.
Suatu saat aku sedang gentot mbok Tini di meja makan, tiba2 Tante datang lebih cepat dan saat itu aku sudah mencapai klimax, jadi pas tante masuk pas mbok triak2 klimax dan aku juga orgasme, jadi sama2 triak kenikmatan mencapai klimax, jadi tante denger dan langsung mergoki kami yang sedang entotan di meja makan. Tante tidak marah tapi cemberut dan diam sampai malam, dan 1 malam tidak minta di entot, akhirnya besok pagi aku minta maaf, akhirnya tante mengerti dgn alasanku bahwa aku sdh ga tahan sementara tante pergi, jadi aku ngentot mbok Tini.
Gila juga Tante..akhirnya setiap minta di entot, ngajak mbok Tini untuk threesome, akhirnya setiap ada kesempatan kami entotan threesome di sofa, kamar tante atau kamarku, kadang2 di kamar mbok Tini. Setiap Threesome, aku paling suka saat kontolku dijilati tante dan mbok Tini berebut, dan saat aku telentang si mbok naik turun diatas kontolku dengan memeknya ngentot kontolku sementara Tante jongkok di atas kepalaku dengan memeknya aku jilati (mereka bergantian posisinya), akhirnya terdengar suara triak2 nakal, genit dan birahi dari 2 wanita paruh baya merasakan kenikmatan kontolku dan jilatan lidahku di memek mereka.
Begitu juga saat Mbak Shinta pulang ke Jogja (biasanya hanya 2 hari), Tante sering jalan dengan Mbak Shinta, maka Mbok Tini saja yang rutin entotan denganku. Terpikir juga olehku pengen ngentot Mbak Shinta yang tomboy, tapi ayu cantik tinggi dan bokongnya huh…. Bongsor banget. Ga dapet Mbak Shinta ga apa2..toh sudah rutin ngentot ibunya he..he..serta bonus mbok tini!
Waktu berjalan hampir 1 tahun, kegiatan praktikum di kampus semakin padat dan aku lebih banyak di kampus, jadi ngentot tante & mbok lebih sering dilakukan malam hari saja. Tapi tante sudah mengeluh: “ Hen…Tante ga tahan..kamu jarang ngentot tante lagi…, kamu setuju ga 3 kamar tolong dicarikan temen2 kuliahmu, biar tante ada temen kalau kamu sibuk”. Begitu juga Mbok Tini: “ Mas Hendi ga kasihan sama tante apa..mbok juga nie…gara2 Mas Hendi..Mbok sudah ketagihan kontol Mas nie…tp Mas Hendi jarang dirumah..jadinya Mbok dan Tante sering gantian pakai dildonya Tante..”
Aku lama juga berpikir, kalau ada temen2ku disini kos, berarti ntar yg ngentotin tante dan mbok Tini jadi mereka, lha aku ntar ga dipake tante lagi….!…Tapi tante sudah mendesak-desak terus :” temen2mu bagaimana Hen..ada ga yg mau kos..!, jangan sampai tante ntar cari Gigolo lho Hen..” kasihan juga tante, dan aku ga rela kalau Tante harus di entotin Gigolo, trus mbok Tini ntar ikut2an.. ga rela aku! Lebih baik di entotin temen sendiri aja..!
Akhirnya aku dapat 3 temen kampus beda Fakultas. Mereka mau karena aku ceritakan bahwa ibu kos sama pembantunya siap untuk di entot setiap saat (aku tunjukkan photo Tante & Mbok Tini), wah..mereka bersedia secepatnya pindah Ke kos Tante Wahyu.
Akhirnya 3 temenku sudah kos dirumah Tante Wahyu, dan sudah bisa diduga setiap hari Tante digilir oleh mereka termasuk Mbok Tini juga minta bagian di entotin kami ber 4. Jadi Tante dan Mbok Tini setiap hari ga pernah kosong di entot, selalu ada saja yang siap mengentot Tante dan Mbok.
Laki-laki mana sih yang ga mau ngentot cewek gratis seperti Tante dan Mbok Tini, yang sexy, bahenol, genit, cantik. Temen2ku jelas seneng banget bisa ngentot gratis Tante yang bahenol cantik meskipun sudah 46thn, mereka ga peduli, yang penting mendapatkan nimat dunia dengan Cuma2 dan suka sama suka.
Gilanya, tante pernah suatu saat minta di entot oleh kami ber 4 secara bersamaan..kami ber 4 sempat kaget juga, akhirnya kami entot Tante bersama-sama (Fivesome) bahkan jadinya Sixsome bersama Mbok Tini, dan Tante secara rutin pengen melakukan Entotan rame2 (salome) spt itu, bisa Threesome, Foursome, Fivesome, Sixsome, tergantung siapa yang ada dirumah. Gila memang tante yang sudah usia 46 tahun masih haus sex dan tidak terkendali, sedangkan si Mbok Tini yang janda juga ikut2an salome.
Dan itu berlangsung terus sampai 2 tahun, sampai saat Om Wahyu kembali ke Jogjakarta lagi. Akhirnya dengan adanya Om Wahyu, kami ber 4 sangat jarang ngentot tante lagi, karena Tante dilibatkan aktif mengelola usahanya Om Wahyu yang lebih banyak ditempat usahanya, kasihan Tante pasti bête terus setiap hari, karena birahinya ga kesampaian seperti dulu lagi, kadang2 kami masih sempat ngentot tante salome, saat Om pulang malam. Yg masih bisa rutin dientot ya Mbok Tini, dengan bangganya menjadi primadona, padahal aku perhatikan memeknya lama kelamaan sudah dower..he..he.. kemasukan banyak kontol.! Tapi Tante tetap konsisten meminta aku ngentot rutin setiap 2 hari sekali saat pagi subuh, Om ga pernah tahu, kami ngentot di gudang belakang yang kebetulan ada sofa nganggur. Temen2ku dan Mbok Tini juga ga tahu.
Memasuki tahun ke 4, kami ber 4 sudah sibuk masing2 dan ke 3 temenku sudah jarang gentot Tante, apalagi Mbok Tini. Aku yg masih sering ngentot Tante dan Mbok Tini. Ternyata Tante & Mbok Tini tetap mengatakan kontolku yang enak dan Nikmat serta tahan lama.. hebat kan..!
Ke 3 temenku sudah bergantian pindah ke tempat kos lain, dan digantikan anak kos lain yg lebih junior. Aku tetap kos disitu karena Tante dan Mbok Tini tetap minta aku rutin ngentot mereka dan masih bertahan setiap ngentot pasti threesome, dan itu dilakukan saat Om Wahyu pergi.
Salah satu anak kos yang baru orangnya ganteng tinggi besar indo, Ricky namanya, Tante juga minta di entot dia, aku bener2 cemburu deh. Habis Tante saat ada Ompun berani juga datang kekamar si Ricky untuk entotan, pdhl Om lagi diruang TV. Tapi akhirnya si Ricky hanya sebentar dan pindah ke tempat kos lain, mungkin ga tahan melayani Tante.
Waktu berjalan memasuki tahun ke 5, aku tetap sibuk kuliah, praktikum dan menyusun skripsi, sementara ngentot tante dan Mbok Tini juga masih rutin meskipun ga stiap hari lagi, karena Om Wahyu sering ada dirumah. Terlihat kecantikan dan kemolekan tante berkurang, nampak wajahnya ga bersih lagi, tp kelihatan kuyu serta tidak bersemangat, tapi masih hot juga setiap entotan denganku. Dan setiap entotan justru nampak kegairahan dan kecantikannya lebih bersinar, jadi mungkin Tante memang sangat mendambakan entotan secara rutin dari laki2 yang bisa memberikan multiorgasme, sehingga wajahnya jadi bisa lebih berseri, namun karena keterbatasan ada Om Wahyu jadi ga kesampaian. Kasihan Tante Wahyu. Sementara aku juga semakin bosen pengen cari wanita lain, karena aku jadi ketagihan ngentot nie… walaupun masih ada Mbok Tini, yang juga kadang2 sdh ga bergairah lagi. Karena sdh tidak rutin lagi. Aku kepikiran pengen ngentot cewek lain selain Tante Wahyu dan Mbok Tini.
Saat aku lulus kuliah dan selesai wisuda, kedua orangtuaku datang ke Jogja dan aku kenalkan dengan Tante & Om Wahyu. Nampak biasa2 saja sih.. padahal Tante Wahyu yang usianya lebih tua dari ibuku, hampir setiap hari aku entot dengan suka sama suka. Ibu dan Bapakku jangan sampai tahu itu.
Sebagai salam perpisahan, Tante bikin kejutan: Aku diundang ke kumpulan arisan temen2 Tante Wahyu, mereka ber 5 (lima), ke 4 temen Tante usianya sekitar 40 – 45 thn. saat itu Tante sudah usia 50thn masih cantik tubuhnya berisi padat (mungkin karena rajin di entot dan nelan sperma, jadi awet muda), jadi Tante yg paling tua, tapi nampak jadi yang paling muda. Saat itu Om Wahyu sedang dinas ke Jakarta dan Tante tidak ikut.
Kejutan itu adalah di rumah salah satu Tante tsb. aku hanya cowok sendiri berusia 24thn bersama 5 Tante2 usia diatas 40 thn. Pengamatanku, nampak ke 4 tante2 tsb adalah Tante2 yang kesepian dan tidak pernah puas sex dengan suaminya.
Tante Wahyu menceritakan kepada 4 temannya bahwa aku adalah cowok yang sering dia ceritakan bisa memberikan kepuasan Sex Tante Wahyu dan selalu memberikan multiorgasme yang gak pernah didapat dari suaminya, sehingga Tante diusianya yg 50th nampak lebih muda dibanding ke 4 temannya.
Aku bak piala bergilir yang dipindah-pindahkan ke berganti-ganti tangan. Ke 4 temen tante Wahyu langsung mengerubuti aku serta mengelus-ngelus kontolku, akhirnya aku sudah telanjang bulat didepan hadapan mereka yang ntah kapan merekapun sudah pada telanjang bulat. Aku hanya berpikiran akhirnya keinginanku tercapai bisa ngentot cewek lain selain Tante Wahyu dan Mbok Tini.. he..he..!
Akhirnya aku tidur terlentang dikarpet ruang tamu dan tante bersama-sama 4 tante lainnya berebut menjilati kontolku serta di kulum-kulum serta di hisap2..bergantian dan berebutan, sehingga terdengar suara2 triakan2 genit dan nakal ke 5 tante arisan tsb. Aku merasakan lama2 bergairah dan terangsang dengan melihat 5 Tante2 cantik telanjang bulat dengan tetek2 yang besar2 padat dan memeknya ditumbuhi rambut2 kasar yang sangat lebat dan sangat berpengalaman menerima sodokan kontol ntah siapa saja selain suaminya.
Sebelum aku ikut Tante Wahyu ke rumah arisan tsb, tante memberikan pil biru ntah apa aku tidak tahu: “ Hen..ini diminum sekarang..biar kamu fit..” aku langsung meminumnya saat masih dirumah. Rupanya ini sudah direncanakan Tante Wahyu.
Aku heran karena kontolku sudah dikulum-kulum ber jam-jam dan tante2 itu memasukan memeknya ke kontolku naik turun diatas tubuhku bergantian 5 tante, aku belum mencapai klimax juga, sementara tante yang lain juga minta dijilati memeknya dgn lidahku.
Jadi ke 5 tante tsb. masing2 sudah orgasme ber kali2 (multiorgasme), tapi aku belum juga, padahal sdh hampir 5 jam. Akhirnya aku ga tahan juga dan cepat2 menarik Tante Wahyu kutelentangkan dan aku posisi diatas menyodok2 Tante Wahyu berulang-ulang dengan cepatnya…Tante Wahyu juga triak2 kenikmatan; “ Iya..iya..iya..trus..trus.. hen yang cpet..jangan stop..jangan stop hen…. Ough..ough..hen..hen..hen…trus..trus…argh…argh ..argh…” Ayo…ayo bu Wahyu..ayo bu Wahyu…trus …trus yang cepet hen..hen..yang cepet…Bu Wahyu sudah hamper orgasme lagi, begitu Tante 2lain memberi dukungan entotan kami ber2.! “Ough..ough..Tante..hendi dah mw kaluar tante…” Ok Hen Tante juga..aaahhhkk….aaaakkhh….aaarrrgghh…ough…ough….ooouuhhh… hen…hen…Tante sudah..tante sudah….kamu…ouh….! Rupanya Aku baru mau tant..belum keluar juga. Cepet2 tante mencabut kontolku dan menarik tante lain disuruh telentang…Bu retno..sini gantian…si hendi hampir nie belum keluar..kasihan dia..” Ok Bu wahyu…langsung bu retno telentang ngangkang dan aku langsung memasukkan kontolku ke memek Tante retno.. ough..ough…hen..hen nikmatnya trus trus hen yg cepet..tante kenikmatan nie..malah sudah pengen keluar..habis kontolmu enak banget..! Aku juga mau keluar Tant…aakkhh…aakkgghh.. tante…tante..tante..aku keluar argh..argh…” Tante juga Hen..kita keluar sama2….: ough…ough…ough..ough..argh/…argh…arg..arg..aakkkhh…akkhhgg…” Crot..crot..crot..! Ouhhh…..ough..ough…spermamu terasa hangat di memek tante nikmatnya Hen..makasih ya,,Tante puas banget hari ini bisa orgasme sampai 5 kali, paling nikmat yg barusan…kontolmu kapan2 tante boleh pake lagi kan..?
1 bulan terakhir sebelum aku kembali ke Bandung, ke 4 tante bergantian mencari aku untuk ngajak ngentot dirumah mereka masing2…aku digilir mereka bergantian, dan yang paling ketagihan adalah Tante Retno yang usianya 40thn punya anak 2, suaminya kerja di Jakarta dan seminggu sekali pulang Jogja, hampir setiap hari aku pulang kuliah Tante Retno sudah nunggu di depan rumah kosku: “ Hen…bu Wahyu sudah kasih ijin kamu ikut dengan Tante kerumah…Tante dah ga tahan Hen..!”. Kalau 3 Tante lain selama sebulan masing2 hanya 3 x ngentot denganku. Sementara ngentot Tante Wahyu dan Mbok Tini kadang2 aja, Mbok Tini akhir2 ini cemberut terus..cemburu kalee…!
Itulah perpisahan terakhir dengan Tante Wahyu, Mbok Tini dan 4 Tante temen arisan Tante Wahyu. Setelah itu aku langsung bekerja diluar Jawa s.d sekarang dan tidak pernah bertemu dengan mereka lagi. Pengalaman sex bersama mereka membuat aku jadi ketagihan ngentot meskipun aku sudah berkeluarga, yang akhirnya aku berpetualang dengan banyak wanita: mahasiswi, karyawati, SPG, ibu rumah tangga & janda yang kenalan di mall/ via sms chat/YM/facebook/Indonesiancupid; wanita karier partner kerja; teman kantor, istri teman/ tetangga, istri bosku, pembantu dan bahkan adik iparku sendiri. Kalau dihitung-hitung sudah ada sekitar 37 cewek yang pernah aku entot atas dasar suka sama suka, aku tidak pernah ngentot sama pelacur/PSK.
Pernah suatu saat secara tidak sengaja bertemu Mbak Shinta di Jakarta saat aku pindah kerja di Jakarta, yang akhirnya bisa janji temu beberapa kali dan diakhiri dengan ngentot yang dulu pernah aku idamkan, saat itu dia sudah bersuami dgn 3 anak, sementara aku juga dgn 2 anak (usiaku saat itu 38thn dan Shinta 39thn, itupun dilanjutkan dgn pertemuan2 ngentot berikutnya selama 2 tahun, itu akan aku ceritakan next time bersama petualangan sexku lainnya, bye bye..!

Teteh Tiara Mardiyana (Big Boobs)

cerita ngentot | tante nani diperkosa pegawai hotel

$
0
0
Kisah ini tentang perkosaan yang menimpa seorang wanita istri pejabat saat sedang  menginap di hotel berbintang ketika mengisi liburan. Pelakunya, dua orang petugas hotel, yang kemudian merekam adegan-demi adegan menggunakan handycam si pejabat.
Beban pekerjaan dan dan pikiran yang sumpek membuat Rahmat (45), yang menjabat sebagai kepala jawatan di sebuah daerah Kabupaten yang cukup maju, memutuskan untuk mengajak Nani (35), istrinya bersama dua anak mereka Riki dan Riko, kembar berusia 10 tahun, berlibur ke daerah wisata di luar kota selama sepekan.
Dua hari menginap di hotel N di kawasan wisata pantai membuat keluarga Rahmat sejenak melupakan hiruk pikuk kota. Di sana setiap hari mereka menghabiskan waktu bersama, berenang, latihan diving, dan mengabadikan kegembiraan mereka sekeluarga menggunakan kamera foto dan handycam.
Tapi di hari ketiga, Nani merasa kecapaian dan tidak ikut suami dan dua anaknya bepergian. Ia memilih diam di kamar hotel untuk istirahat.
Pagi-pagi benar, Rahmat, dan Riko-Riki berangkat untuk menikmati indahnya pulau-pulau kecil di sekitar kawasan wisata itu yang harus ditempuh dengan menyeberang perahu boat selama setengah hari.
“Ya sudah mama tinggal saja di hotel, istirahat.. paling besok kita sudah balik,” kata Rahmat, saat hendak berangkat. Ia mengerti benar stamina istrinya kurang fit kalau harus menyeberang menggunakan boat. Riko dan Riki mencium pipi mamanya sebelum pergi.
Hotel N tempat mereka menginap jauh dari pemukiman penduduk. Tempatnya memang sangat nyaman untuk berlibur menghilangkan suntuk, dengan rindang pepohonan di sekitar hotel dan panorama pantai yang berpasir putih.
Hanya saja, keluarga Rahmat datang ke sana saat bukan musim libur, dan suasana hotel memang sedang sepi tamu. Ini juga yang membuat pengelola hotel memperlakukan keluarga Rahmat secara spesial agar mau menginap lebih lama di sana. Sebab mereka menyewa dua kamar, satu untuk mereka dan satunya untuk anak-anak.
Nani bangun sekitar pukul 11 siang, badannya sudah lebih segar dengan istirahat yang cukup. Ia lalu mandi dan menyantap sarapan yang diantar sedari pagi.
Nani tergolong wanita cantik yang di usia ke 35 tubuhnya semakin menggairahkan dari segi seksual. Payudaranya 36d dan tubuh tinggi montok berisi dengan pantat yang seksi dibalut kulit putih bersih. Banyak yang bilang wajah dan perawakan Nani mirip artis Mona Ratuliu.
Setelah menikmati sarapannya, Nani mencoba rileks di sofa menonton televisi. Nani mengenakan kaos oblong putih dan celana pendek longgar agar lebih nyaman.
Tayangan kuliner di televisi hampir membuat Nani yang berbaring di sofa terlelap lagi, tapi ketukan pintu kamar menyadarkannya.
Salman (40) dan Rudi (28), dua orang petugas Hotel itu berdiri di muka pintu saat Nani membukanya.
“Maaf mengganggu bu,” kata Salman ramah. Rudi berdiri di belakang Salman.
“Oh nggak apa.. ada apa ya?,” tanya Nani.
“Tadi pagi kami dipesan pak Rahmat, disuruh memeriksa kemari, katanya ada gangguan kerusakan di shower dan saluran pembuangannya?,” jawab Salman.
Salman lalu mengenalkan diri kalau ia dan Rudi adalah petugas Hotel yang bertanggungjawab jika ada keluhan kerusakan fasilitas hotel.
“Ehm.., oh iya. Tadi sempat ke sini ya? Maaf ya saya bangunnya siangan.. ayo silahkan masuk pak,” Nani baru ingat tadi pagi sempat ngomel-ngomel karena kerusakan di kamar mandi hotel.
Nani menyilakan dua petugas hotel itu masuk. Tak disangka saat itulah niat bejad dua petugas Hotel dan kesempatan yang tersedia di saat Nani seorang diri, membuat Nani diperkosa di kamar sewaan keluarganya.
Pengakuan Nani:
Rahmat, suami Nani bersama anak mereka, Riko dan Riki  kembali ke Hotel N dua hari kemudian setelah menikmati keindahan pulau-pulau kecil di seberang kawasan pariwisata itu.
Malam hari setelah Riko dan Riki masuk ke kamar mereka dan tidur, Rahmat mencari tahu apa penyebab istrinya bermuram muka sejak mereka kembali ke Hotel.
“Mama masih sakit ya?, kok diam terus dari tadi,” tanyanya pada Nani.
“Nggak papa, mama sudah sehat. Tapi selama papa dan anak-anak pergi….,” Nani tak melanjutkan ceritanya. Ia tengkurap di ranjang dengan raut sedih, sementara Rahmat dengan sabar menunggu jawaban istrinya itu.
“Ayo teruskan mama, ada apa sebenarnya?,” Rahmat penasaran.
“Mama diperkosa pa.. mama diperkosa oleh dua petugas hotel ini…, dan sekarang mereka sudah kabur,” isak Nani menjadi-jadi.
Nani pun bercerita bagaimana dua petugas hotel itu datang ke kamar untuk memperbaiki shower. Namun saat kamar tertutup, mereka meringkus Nani dan mengikatnya. Mulutnya disumpal kain dan matanya juga ditutup ikatan saputangan. Lalu, mereka memperkosa Nani berkali-kali.
“Apa..??,” Rahmat terkejut bukan main mendengar istri tercintanya digauli secara paksa oleh dua petugas hotel. Ia berusaha menghibur Nani agar tidak trauma, dan berjanji segera melaporkan kejadian itu ke kantor polisi esok harinya.
Rekaman Handycam
Rahmat sangat terpukul mendengar cerita istrinya. Setelah menenangkan Nani dan membiarkan ia terlelap, Rahmat kemudian keluar kamar hotel menuju tepian pantai untuk menyepi sambil merencanakan melaporkan masalah tersebut esok paginya.
Tapi, sebelum keluar kamar Rahmat menemukan handycam milik Riko, anaknya tergeletak di dekat pintu kamar hotel. Handycam itu tidak dibawa ketika Rahmat bersama dua anaknya melancong ke pulau–pulau kecil dua hari lalu. Ia lalu memungut handycam itu dan membawanya keluar.
Di tepi pantai yang sepi itu, Rahmat melamun panjang memikirkan nasib keluarganya. Pergi berlibur untuk melepaskan beban dari himpitan kerja dan hiruk pikuk kota, justru membawa problem yang sangat berat dan aib.
Tangannya iseng menghidupkan handycam untuk mengambil gambar bintang di langit malam itu. Namun niat ia urungkan karena pita kaset ternyata penuh. Penasaran, Rahmat kemudian merewind kaset dan memutarnya untuk melihat isinya.
Mata Rahmat terbelalak saat rekaman handycam tertayang di LCD handycam. Ternyata isinya adalah adegan pemerkosaan yang menimpa Nani, istrinya.
Nani dalam keadaan terikat, masing-masing tangannya diikat di pojok sisi ranjang membuat posisi Nani terlentang dengan kaki terbuka. Ia hanya mengenakan CD dan Bra berwarna biru muda, sementara mata dan mulutnya tertutup erat dengan ikatan sapu tangan.
Tubuh Nani yang putih mulus meronta-ronta di atas ranjang seolah menuntut dilepaskan. Suaranya hanya ehmmm…ehmmm… seperti berteriak, tapi tak bisa lepas karena mulutnya tersumbat.
“Ha.. ha.. ha.. ini dia.. tante girang yang sudah nggak tahan  di atas ranjang,” suara seorang pria terdengar dalam rekaman itu.  Rahmat mengenal suara itu, itu suara Robi, bujangan petugas hotel. Nampaknya Robi yang memegang handycam dan mengambil gambar Nani di ranjang.
“Eng.. ing.. eng… ini dia gigolonya…,” kata Robi, di saat yang sama muncul gambar Salman petugas hotel lainnya. Salman hanya menggunakan kolor putih, di baliknya nampa penisnya yang mulai menonjol tegang. Salman menyeringai di kamera sambil lidahnya menjilati bibir sendiri seakan hendak menyantap makanan lezat.
Salman naik ke ranjang di mana Nani terikat. Ia berlutut di antara kaki Nani sambil tanganya mulai mengusapi kaki mulus Nani. Nani memberontak meronta-ronta, teriakan tertahan terdengar keras.
“Eit.. eit… percuma tante… lebih baik tante nikmati saja, ketimbang melawan ntar malah sakit lho.. he..he..he..,” Salman terus meraba Nani. Mulai dari kaki, paha, perut, dan kini tangannya mulai menjalar ke payudara Nani yang masih terbungkus Bra.
Nani terus meronta berusaha melawan, tetapi percuma karena ikatan di tangan dan kakinya sangat kuat menggunakan tali plastik jemuran.
Kurang ajar, pikir Rahmat saat menyaksikan adegan itu di handycam. Rasanya ia ingin sekali menemukan petugas hotel itu dan menghajarnya. Rahmat melanjutkan menyaksikan adegan di LCD handycam, kini tangan Salman mencabik paksa Bra Nani hinga tanggal. Payudara montok Nani sampai tergoncang-goncang.
Pemandangan itu membuat Salman makin bernafsu dan seketika bibirnya mulai menjelajahi payudara Nani, bergantian, satu dihisap satu diremas-remas.
“Ehmmhhkk… ehmhkkk…,” Nani terus meronta berusaha melawan, tapi Salman tak peduli dan terus melakukan aksinya menikmati payudara Nani.
“Eihh.. tenang aja tante.. nanti juga wenak..,” kata Salman sambil tanganya memberi kode ke kamera agar mendekat.
“Waduh.. ini bayi tua lagi netek nih…, cucu mamah gede sih,” suara Rudi terdengar dalam rekaman, sementara adegan itu diclose-up. Nampak jelas bagaimana lidah Salman bermain di putting susu Nani, sesekali dihisap dengan keras, lalu dijilati lagi pelan perlahan.
Handycam di tangan  Rudi juga merekam jelas bagaimana putting susu Nani perlahan-lahan mengeras setelah menerima jilatan dan hisapan Salman.
Handycam kemudian diarahkan Rudi ke bagian bawah, merekam tangan kiri Salman yang mulai menggerayangi CD Nani. Gambar kkembali diclose-up, pinggul Nani bergerak kencang berusaha menghindari sentuhan Salman, namun percuma. Jemari-jemari kekar Salman mulai menyusup ke balik CD dan menggelitik klitoris Nani, sementara di bagian atas yang tak terekam kamera bisa dipastikan Salman makin bergairah menghisapi susu Nani.
Rudi menjauh dan mengambil gambar utuh. Salman bergerak membuka penutup mata Nani, lalu ia mencabik CD Nani dan menjilatinya beberapa kali.
“Ha.. ha.. ha.. sudah kubilang, tante pasti suka. Ini buktinya air pepeknya sudah mulai netes. Makanya jangan melawan ya,” Salman menghisap CD Nani lalu menghempasnya ke arah kamera.
Rudi mengclose-up wajah Nani. Mata Nani melotot marah dan mulutnya yang masih tertutup ikatan sapu tangan mengeluarkan suara tertahan seperti membentak protes.
“Waduh.. si tante makin galak makin seksi nih.. ayo embat aja kang.., ntar gantian kita.., ” suara Rudi menyemangati Salman.
“Santai aja Rud.. makin galak makin asyik rasanya. Sekarang kita lihat masih galak nggak kalau itilnya diisapin…. Ayo ke siniin kameranya biar lebih jelas gambarnya,” Salman meremas susu Nani dan menjawil dagunya, Nani semakin marah, lalu Salam mengarahkan kepalanya ke selangkangan Nani.
Handycam di tangan Rudi mendekat ke selangkangan Nani. Jemari Salman membelai-belai vagina Nani yang sudah telanjang penuh, sementara Nani tetap berusaha melawan dan meronta-ronta.
Bibir vagina Nani direngkah dua jemari Salman hingga terbuka, warnanya merah muda dan mulai basah lantaran klitorisnya dimainkan jemari Salman.
“Ini itil namanya frend.. makin digosok, tante makin kenimatan… nggak tahan.. ha ha ha…,”suara Salman bergairah, sementara gambar di LCD menunjukkan jempolnya menekan dan menguyak klitoris Nani.
Bibir Salman kemudian mendekat ke vagina Nani, lidahnya mulai menjulur menjilati klitoris Nani. Telapak tangannya menekan bagian atas vagina Nani yang ditumbuhi bulu halus tercukur rapi.
“Hmmm.. sedep bener nih tante. Nggak ada bau terasinya pepeknya nih…he he. Rud kau suting mukanya tante pas aku mainin itilnya ya..,” Salman kembali menjilati vagina Nani, kali ini ssambil dihisap-hisap.
Rudi mereka ekspresi Nani. Matanya kini terpejam dan mulutnya yang tersumpal masih berusaha teriak, namun tubuhnya sudah lemah tak mampu meronta lagi. Tenaga Nani sudah terkuras karena berusaha melawan ikatan di tangan dan kaki.
“Ehmmhh.. ehmmmhhpp.,” suara Nani melemas juga, rontanya justru menjadi gemulai membuat Salam makin nafsu menghisap vaginanya. Jilatan-jilatan lidah Salman di vagina Nani membuat pikirannya bercabang. Ia mulai merasakan kenikmatan yang tak mungkin dihindari.
“Ehmm.. kenapa tante? Nikmat ya?,” suara Rudi bertanya sambil wajah Nani di close-up. Nani melotot sambil berusaha mengangkat kepalanya, ia berusaha  berteriak lagi, memprotes gambarnya direkam Rudi.
Rahmat semakin marah melihat adegan itu. Dalam hatinya ia menaruh dendam kesumat pada Salan dan Rudi yang mengerjai istrinya. Tapi adegan demi adegan yang dilihatnya di layar LCD handycam membuat Rahmat semakin penasaran.
Rudi tiba-tiba menghempas sapu tangan penutup bibir Nani. Tapi Nani justru terpejam dan tak mengeluarkan sepatah kata pun, apalagi teriakan.
“Ayo tante.. mau marah apa? Mau ngomong apa.. ayo teriak lagi?,” suara Rudi meledek Nani.
“Ehmm.. jangan… amphuunnn.. jangan disuting… amphunnn,” suara Nani memelas dengan nafas yang mulai berat dan mulai terangsang.
“Ampun kenapa tante..?,” suara Rudi kembali menggoda.
“Akhhss.. amphuunnnn… oughhh… mmpphh..,” mata Nani kembali terpejam, tubuhnya bergetar seperti menahan birahi yang memuncak. Dari LCD handycam, Rahmat bisa menandai ciri-ciri wajah istrinya mulai dilanda gairah seksual.
Di bagian bawah Salman terus menjilati vagina Nani, Rudi mengarahkan kameranya di bawah. Kepala Salman seakan terbenam di selangkangan Nani, saat di close-up nampak vagina Nani sudah sangat basah dan cairannya terus dijilati dan dihisap Salman. Pinggulnya bergoyang mengikuti irama jilatan Salman.
“Oughh.. ampphhhuuunnn… akhhsss..,” suara Nani terdengar.
“Nih suting nih.. nah lihat nih.. tante udah nggak tahan mau dientotin nih..,” kata Salman sambil jemarinya membuka bibir vagina Nani. Handycam Rudi mengclose-up vagina Nani yang terkuak oleh jemari Salman. Terlihat jelas dinding vagina Nani berkedut-kedut dan nampak dibaluri lendir birahinya sendiri.
Salman masih menahan vagina Nani dengan jarinya, lalu penis Salman terekam di kamera sudah tegang mengacung dan mulai mendekati bibir vagina Nani.
“Eh Rud.. kau rekam yang lengkap ya.. aku entotin dulu nih tante, ntar kalau aku cabut kontolku.. kau coles-up lagi pepeknya ya…biar kau lihat bagaimana kalau tante puas.. ha ha..,” Salman menyeringai.
Salman mengambil posisi tepat ditengah kaki Nani, dan perlahan menuntut penisnya ke bibir vagina Nani.
“Amphhuunn.. tolong lepaskan saya.. jangan.. tolong jangan…,”Nani memelas pasrah, seolah sadar sesaat lagi ia akan disetubuhi pria lain yang bukan suaminya.
“Nah.. begitu dong.. yang halus.. jangan marah marah kayak tadi hah..!! Ayo sekarang mau apa, mau dilepas?. Rud turuti tante ini, lepas ikatan kakinya Rud, cepat…,” Salman tetap pada posisi siap menindih Nani, ujung penisnya sudah menyentuh bibir vagina Nani yang merekah.
“Akhhss.. jangan pak.. amphun.. jangan..,” Nani memelas sejadi-jadinya dengan suara parau saat merasakan benda hangat menempel di bibir vaginanya. Rudi merekam semuanya sambil melepas ikatan di kaki Nani. Dari posisi itu nampak jelas penis Salman sudah menempel di bibir vagina Nani.
“Sudah siap tanthee.. ouh.. sudah siap kubawa ke alam nikmathhh.. ahh..,” Salman menindih tubuh Nani dan memegang kedua pipi Nani agar wajah Nani menghadap ke wajahnya. Pinggulnya mulai ditekan membuat kepala penisnya menembus bibir vagina Nani.
“Ngghhh… amphuunnn.. jangahhnnn…tolong janganhhh… engghhhmmm… ouuhhhhggghhh… akhhhssss,” suara Nani yang memelas berubah menjadi desahan tak tertahan saat Salman mulai memasukkan penis ke vaginanya dan mulai memompa keluar masuk.
Rahmat melihat bagaimana tubuh mulus istrinya menggelinjang setiap sentakan pinggul Salman terjadi. Nani mendesah tak karuan ditindih tubuh Salman yang kekar. Perawakan Salman agak pendek, penisnya juga lebih pendek dari milik Rahmat. Tapi penis hitam Salman jauh lebih gemuk dan lebih tegar dari milik Rahmat.
Rudi mengclose-up bagian yang sedang intim itu. Bibir vagina Nani sampai monyong-monyong didera penis Salman. Salman menghentak pinggulnya semakin cepat semakin keras.
“Akhhss… ouhhh.. ahhhh… sssttt…ughhh…,” Nani terpejam sambil mendesah menahan nikmat, ia tak sadar wajahnya diclose-up oleh Rudi.
Rudi kemudian menjauh mengambil gambar lengkap. LCD handycam yang dilihat Rahmat menampakkan bagaimana kaki mulus Nina kini justru merangkul pinggul Salman yang semakin cepat memacunya, nafasnya terdengar keras memburu. Desahan Nina juga makin keras, dan kepalanya bergerak ke kanan-kiri.
“Ougghhh… argghhh… huh… nikmat sekalih tubuhmuuhh  tannteehhh… ouhhh.. aaahhhhhkkkk…ouhhh nikhhhmmaaathhhh….,” Salman mencabut penisnya dan berlutut di hadapan Nani dengan kepala menengadah dan tubuh bergetar, sesaat kemudian penisnya menyemburkan sperma sampai ke perut Nani. Salman mencapai puncaknya.
“Waduh.. akang ini belum apa-apa tuh udah ngecrot kemana-mana maninya.., sini gantian.. biar saya ambil alih memuskan tante..,” Rudi bergegas naik ranjang menggantikan posisi Salman. Rekaman di handycam sempat goyang menampilkan gambar lantai, cermin rias, dan langit-langit kamar.
Kini Salman yang merekam gambar, sementara Rudi sudah bugil menindih tubuh Nani. Penis Rudi sangat kekar, panjang dan besar. Kotak-kotak kekar di perut Rudi menggambarkan keperkasaan, ia memang perenang tangguh di kawasan wisata itu.
“Sudahhh… amphuunnn… jangan lagihh.. amphunnnhhh…,” pinggul Nina bergerak ingin menghindari penis Rudi yang sudah mengarah ke vaginanya, tapi percuma karena kedua tangannya masih terikat membuat posisinya tertahan terlentang.
“Tenang tante sayang.. kan masih tanggung tadi.. sekarang saya kasih biar tante puas..,”Rudi tiba-tiba menindih Nani, ia melumat bibir ranum Nani, meremas susunya, dan mulai menggenjot penisnya keluar masuk ke vagina Nani.
Nani mulai mendesah, gerakan Rudi membuat ia kembali terangsang hebat setelah puncak klimaksnya hampir sampai bersama Salman tadi.
Rahmat melihat dari layar LCD bagaimana istrinya mulai hilang kontrol dan tak menyadari sedang berhubungan intim dengan lelaki lain yang memperkosanya. Nani terpejam dengan bibir terus dilumat Rudi, malah Nani nampak membalas lumatan-lumatan Rudi, nafas mereka sama-sama memburu bercampur desahan.
“Goyang yang keras Rud.. si tante dah mau sampai puncak tuh…,” suara Salman terdengar, sementara gambar di close-up ke wajah Nani dan Rudi yang berpagutan bibir. Rudi menggocok semakin kencang, kaki Nani merangkul pinggul Rudi seolah ingin hantaman yang lebih sempurna di vaginanya.
“Oughh… ghimmana tanntehhh… enakkhhhss…??,” Rudi melepas pagutannya dan terus menggenjot Nani sambil mengeluarkan obrolan nakal. Nani semakin lepas kendali di saat puncak kenikmatan nyaris dirasakannya di bawah himpitan tubuh Rudi yang kekar.
“Gimana tanthee… jawabbbhhh aghhh…,”
“Ngghhhmm ahhsss….,” Nani mendesis. Rudi menggenjotnya lebih keras, dan terus meluncurkan tanya pada Nani.
“Akhhss.. amphunnn… ahhhsss enakhhhmaaass.. sssttt..,”
“Apa tanthe??? Yang keras bilang…,”
“Ughhh… ssstnnikkhhmmmaatt… ssshhh aaahhh… ihhh…,”
“Enakh digoyanghhh… ayo bilang…,” Rudi terus memancing Nani. Nani menggelinjang kenikmatan dengan nafas semakin berat memburu. Peluh mereka bercampur menetes.
“Apanya yang nikmat tantehh…,”
“Ssttt.. ahhgg.. konthhh… tholll… assttt  oughhh…,” Nani menjawab tanpa sadar.
“Yahhkk begithuu tannthee… akhhhsss… nihhhh.. ouh.. pepekmu juga enakhh tannte…,” Rudi semakin liar menggenjot Nani. Kini kaki kanan Nani diangkat ke bahunya lalu dengan posisi itu Nani kembali dihajarnya.
“Tanhtee enakhh diapainnn hahh..??,” Rudi memacu penisnya semakin cepat, ia mulai merasakan kedutan dari dinding vagina Nani menandakan Nani hampir klimaks.
Salman mengclose up lagi wajah Nani yang terpejam, sementara Rudi menggenjot Nani sambil terus bertanya nakal. Salman berusaha melepaskan ikatan tangan Nani sambil terus merekam pertempuran ranjang itu.
“Aghh.. dihennntoothhinnhh aaakhhsss… ahhh. Amphunnnn uhhh enthooottt… akhhhsss ouhhh.. sssttt enghhhmmm,”desah Nani.
“Diperkosa ini tanthee.. enakhss diperkosaaa..??,”
“Yeahhh… akhhsss eeehhhnnn…naaakkhhh.. perkohhssaa…aahhhsss…,” Nani menceracau mengukuti pertanyaan Rudi. Tangan Nani yang sudah lepas dari ikatan bukannya mendorong tubuh Rudi tapi justru merangkul leher Rudi dan meremasi rambut Rudi dari belakang.
Dari LCD handycam di tangannya, Rahmat melihat istrinya sudah mencapai klimaksnya, suara Nani terdengar sangat menggairahkan saat itu. Tanpa sadar penis Rahmat mulai tegang.
“Ayooo.. tante.. ahhh.. ayohh…,” Rudi juga hampir mencapai klimaks, secara masksimal tenaganya dipacu menggoyang Nani. Tubuh Nani mulai bergetar hebat dan kakinya seperti kejang merangkul pinggul Rudi yang terus bergoyang di atas tubuhnya.
“Akkhsss.. ahhhh… ammphuuunnnnhhhh… ssttttt akkhhhsssss…. Mmmmphhhmmmm… emmphhhhpppp,” pertahanan Nani akhirnya bobol, tubuhnya seakan kejang, tangannya menarik rambut Rudi, dan kepalanya terangkat meraih wajah Rudi. Saat klimaksnya membludak, Nani justru melumat bibir Rudi, memeluk Rudi kuat-kuat, melepaskan kedutan-kedutan nikmatnya.
“Akhhh… ouhh.. yeahhh.. yeahhhh… ouhhh… yeaaahhhhh…,” Rudi melenguh kejang melepas lumatan Nani. Rudi juga mencapai klimaksnya sambil memeluk erat tubuh Nani, mereka berpelukan erat dan saling menekan kenikmatan di vital mereka secara bersamaan, lalu lemas beberapa saat kemudian.
Salman mengclose-up bagian vital itu, perlahan Rudi mencabut penisnya. Air sperma Rudi terhujam di dalam vagina Nani perlahan menembus keluar meleles di bibir vagina Nani. Rudi berbaring di sisi Nani, sementara Salman mengangkangkan kaki Nani dan menguak vagina Nani dengan tangan kirinya, tanga kanannya mereka close up vagina Nani.
Rahmat melihat vagina Nani masih berkedut-kedut. Tiap kedutannya mendorong keluar sperma Rudi meleleh di bibir vaginanya.
Gambar di handycam kemudian terputus dan menampakkan Nani yang tertidur pulas di ranjang, bugil tanpa ikatan.
“Ya beginilah kondisi nyonya sombong yang sudah kami perkosa sampai puas.. diperkosa malah kenikmatan dia sampe tidur ngorok ha.. ha.. ha..,” suara Salman terdengar. Rudi dan Salman terus mengeksplore  tubuh telanjang Nani sambil berkomentar. Dari sana Rahmat tahu kalau mereka nekad memperkosa Nani karena Nani menyinggung perasaan mereka. Waktu hendak membenahi shower dan kamar mandi, Nani sempat melontarkan kata-kata menyuruh mereka berdua cepat selesaikan pekerjaannya karena Nani tak tahan bau badan mereka.
Tangan Rahmat luruh dan handycam hampir jatuh. Pikirannya kacau setelah melihat rekaman pemerkosaan itu. Bukankah Nani akhirnya menikmati juga?, bagaimana mungkin ini dilaporkan ke polisi?, akan lebih menjadi aib jika nantinya dua pelakunya membeberkan ini suka sama suka..
Rahmat berteriak sejadi-jadinya, lalu kembali ke kamar hotel dan menggauli Nani secara brutal membayangkan memperkosa istrinya sendiri.()

ABG Berkaos Biru, Manis

Viewing all 3283 articles
Browse latest View live